Muara Lembu; 9 Desember 2022 santri kelas 12 MA Pondok pesantren modern Al hidayah sukamaju melakukan ziarah kubur ke makam Syech Ahmad Bunda Muara Lembu. Sebanyak 30an santri bersama ustadz ziarah ke makam diawali dengan gotong royong membersihkan makam .
Setelah selesai membersihkan maka kegiatan dilanjutkan dengan tahlil dan doa bersamayang dipimpin oleh ustadz Nurkhamid. Kegiatan ditutup dengan foto bersama dan melihat lihat pemandangan yang indah di sekitar makam
Berikut sejarah syech Ahmad bunda secara singkat
Syekh Ahmad Bunda lahir di Desa Kotopinang, sekarang bernama Muara Lembu. Adalah kebiasaan kaum ibu di desa itu, sebelum bekerja menidurkan bayinya di dalam ayunan. Alkisah, saat sang ibu pulang dari bekerja ternyata ayunan Ahmad Bunda telah kosong. Si bayi yang baru berusia tiga bulan itu hilang. Putih nan Panjang, Ibu Ahmad Bunda dan ayahnya Datuk Kutai, segera menghadap tukang tenun yang bernama Datuk Husin.
Menurut tukang tenun, anak mereka dilarikan oleh jin yang baik hati. Kedua orang tua itupun dipesankan untuk tidak terlalu khawatir karena Ahmad Bunda masih hidup dan berada dalam keadaan sehat.
Kembalinya Syekh Ahmad Bunda
Pada suatu malam, ketika Datuk Kutai, Putih Nan Panjang dan Sari Emas asyik bercerita mengenai Ahmad Bunda tiba-tiba terdengar ketukan pintu diiringi ucapan “Assalamu’alaikum!” Ketika pintu dibuka, berdiri sesosok manusia berjubah putih dengan tangan memegang kitab. Datuk Kutai mempersilahkan masuk, namun sang tamu mengajukan satu syarat, ia baru akan masuk jika beberapa isi rumah yang disebutkannya haram telah dikeluarkan.
Setelah Datuk Kutai memenuhi persyaratan tadi, maka mulailah tamu itu menjelaskan siapa dirinya sebenarnya. Ternyata dialah Ahmad Bunda, si anak hilang itu. Mengenai kehilangannya itu, Ahmad Bunda bercerita bahwa ia dilarikan oleh jin wanita yang kaya dan baik hati ke negeri Gujarat untuk kemudian mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan agama Islam.
Pada akhirnya, Ahmad Bunda pun mengajak ayah, ibu dan adiknya untuk meninggalkan faham dinamisme yang selama ini dianut untuk kemudian memeluk agama Islam. Alhasil, berubahlah kehidupan keluarga itu secara berangsur-angsur. Datuk Kutai yang dulunya dikenal sebagai penyabung ayam telah meninggalkan kebiasaan buruk itu dan perbuatan lain yang dilarang agama Islam. Dia pun mengerjakan salat dan ibadah-ibadah lain seperti yang telah diajarkan Ahmad Bunda.
Sumber : https://m.potretnews.com/artikel/potret-riau/2016/01/11/cerita-tentang-syekh-ahmad-bunda-dan-mitos-yang-beredar-di-masyarakat-muara-lembu/
Koyon
harap berkomentar dengan bahasa yang baik dan sopan
0 Komentar