Selamat Datang

Selamat Datang

PPM Al Hidayah Riau

Standar Kompetensi Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) kelas 10 Semester Ganjil beserta materinya

google.com, pub-6628104221599398, DIRECT, f08c47fec0942fa0



BAB III
 SKUA KELAS 10

1.       Tabel Tagihan Kelas 10 Semester 1

STANDAR KECAKAPAN UBUDIYAH DAN AKHLAKUL KARIMAH

NAMA                           : _____________________________________________________________

NIS/ NISN                   : _____________________________________________________________

KELAS                          : X - Semester Ganjil  

MADRASAH               : MA Al-Hidayah Kuantan Singingi

TAHUN PELAJARAN : _____________________________________________________________

 

No

Bidang Kompetensi

Materi Tagihan

Kompetensi

Nilai

Paraf Guru Pembimbing

1

Al-Qur'an

Cara mencari surat dan ayat dalam Al-Qur'an

Mampu mempraktikkan dengan benar

2

Al-Qur'an

QS. Al-Fatihah

Mampu menghafal dengan baik dan tartil

3

Al-Qur'an

QS. An-Nas

Mampu menghafal dengan baik dan tartil

4

Al-Qur'an

QS. Al-Falaq

Mampu menghafal dengan baik dan tartil

5

Al-Qur'an

QS. Al-Ikhlash

Mampu menghafal dengan baik dan tartil

6

Al-Qur'an

QS. Al-Lahab

Mampu menghafal dengan baik dan tartil

7

Al-Qur'an

QS. An-Nashr

Mampu menghafal dengan baik dan tartil

8

Al-Qur'an

QS. Al-Kafirun

Mampu menghafal dengan baik dan tartil

9

Al-Qur'an

QS. Al-Kautsar

Mampu menghafal dengan baik dan tartil

10

Al-Qur'an

QS. Al-Ma'un

Mampu menghafal dengan baik dan tartil

11

Al-Qur'an

QS. Al-Quraisy

Mampu menghafal dengan baik dan tartil

12

Al-Qur'an

QS. Al-Fiel

Mampu menghafal dengan baik dan tartil

13

Al-Qur'an

QS. Al-Humazah

Mampu menghafal dengan baik dan tartil

14

Al-Qur'an

QS. Al-Ashr

Mampu menghafal dengan baik dan tartil

15

Al-Qur'an

QS. At-Takatsur

Mampu menghafal dengan baik dan tartil

16

Al-Qur'an

QS. Al-Qari’ah

Mampu menghafal dengan baik dan tartil

17

Aqidah dan Akhlak

Adab belajar / menuntut ilmu

Mampu menjelaskan dan mempraktikkan

18

Aqidah dan Akhlak

Adab terhadap orang tua

Mampu menjelaskan dan mempraktikkan

19

Aqidah dan Akhlak

Adab menjenguk orang sakit

Mampu menjelaskan dan mempraktikkan

20

Aqidah dan Akhlak

Adab takziah

Mampu menjelaskan dan mempraktikkan

21

Aqidah dan Akhlak

Adab ziarah kubur

Mampu menjelaskan dan mempraktikkan

22

Fikih

Niat zakat

Mampu melafalkan dengan benar

23

Fikih

Niat haji dan umrah

Mampu melafalkan dengan benar

24

Fikih

Niat menyembelih qurban & aqiqah

Mampu melafalkan dengan benar

25

Fikih

Pendampingan orang sakaratul maut

Mampu mempraktikkan dengan benar

26

Fikih

Tindakan setelah kematian

Mampu menjelaskan dan mempraktikkan

27

Fikih

Cara memandikan jenazah

Mampu mempraktikkan dengan benar

28

Fikih

Cara mengkafani jenazah

Mampu mempraktikkan dengan benar

29

Fikih

Cara menshalatkan jenazah

Mampu mempraktikkan dengan benar

30

Fikih

Cara mengubur jenazah

Mampu mempraktikkan dengan benar

31

Dzikir & Doa

Doa Iftitah

Mampu menghafal dengan benar

32

Dzikir & Doa

Doa Ruku’

Mampu menghafal dengan benar

33

Dzikir & Doa

Doa I’tidal

Mampu menghafal dengan benar

34

Dzikir & Doa

Doa Qunut

Mampu menghafal dengan benar

35

Dzikir & Doa

Dzikir & doa ba’da shalat fardlu

Mampu menghafal dengan benar

36

Dzikir & Doa

Lafal talbiyah

Mampu melafalkan dengan benar

37

Dzikir & Doa

Doa jenazah (takbir ke-3)

Mampu menghafal dengan benar

38

Dzikir & Doa

Doa jenazah (takbir ke-4)

Mampu menghafal dengan benar

39

Dzikir & Doa

Doa ziarah/melewati makam

Mampu menghafal dengan benar

40

Dzikir & Doa

Doa setelah adzan

Mampu menghafal dengan benar

41

Dzikir & Doa

Doa terhadap orang sakit

Mampu menghafal dengan benar

42

Dzikir & Doa

Asmaul Husna 1–25 beserta artinya

Mampu menghafal dengan benar

 

BERITA ACARA PENYELESAIAN TAGIHAN KOMPETENSI

Pada hari ini, _________________________, telah dilaksanakan penyelesaian Tagihan Standar Kompetensi Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA)  oleh siswa kelas X semester ganjil di MA Al Hidayah Kuantan Singingi.

 

Siswa yang bersangkutan telah menyelesaikan seluruh tagihan kompetensi dengan nilai sebagai berikut:

No

Bidang Kompetensi

Persentase Capaian

1

Al-Qur’an

 

2

Aqidah dan Akhlak

 

3

Fikih (Kaifiyah)

 

4

Dzikir dan Doa

 

 

Catatan / Rekomendasi Wali Kelas:
Siswa menunjukkan semangat belajar yang tinggi dan konsisten dalam menyelesaikan seluruh materi dengan sangat baik. Disarankan untuk terus mempertahankan hafalan dan praktik ibadah sehari-hari.

Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Kuantan Singingi, _____________________

Mengetahui,                                               Wali Kelas,                                                

a.n. Kepala madrasah,

Waka Kesiswaan,



            ______________________                            _______________________

2.       Materi Skua Kelas 10 Semester 1

 

A. Cara Mencari Surat dan Ayat dalam Al-Qur'an

 

Tujuan Pembelajaran:

Siswa mampu memahami dan mempraktikkan cara mencari surat dan ayat dalam Al-Qur'an secara mandiri dan benar, baik menggunakan mushaf standar maupun mushaf dengan terjemah.

 

 A. Penjelasan Materi

Al-Qur’an terdiri dari:

·        114 Surat

·        6.236 Ayat

·        30 Juz

·        60 Hizb

Setiap surat memiliki nama surat, nomor surat, jumlah ayat, dan urutan dalam mushaf. Untuk menemukan suatu ayat atau surat, siswa harus memahami struktur mushaf.

1. Mengenal Bagian Mushaf Al-Qur’an

·        Daftar isi di awal mushaf menunjukkan:

§  Nama surat

§  Nomor surat

§  Halaman pertama surat

·        Nomor Surat: Letaknya di awal surat (biasanya ditulis besar, misal: Surat ke-18 – Al-Kahfi)

·        Nomor Ayat: Ditandai dengan angka kecil dalam lingkaran di akhir setiap ayat

·        Penanda Juz: Biasanya di sisi atas halaman dengan tulisan seperti: Juz 2, Juz 10, dst.

 

B. Langkah-Langkah Mencari Surat dan Ayat

Misalnya: Mencari QS. Al-Baqarah ayat 2

Langkah:

·        Buka daftar isi → cari “Al-Baqarah” → lihat nomor halaman

·        Buka halaman tersebut → cari nomor ayat dalam lingkaran kecil

·        Tandai ayat tersebut dan baca

3. Contoh Latihan:

No

Perintah Pencarian

Langkah

1

Cari QS. Al-Furqan ayat 63

Buka daftar isi → cari Al-Furqan → temukan ayat 63

2

Temukan QS. Luqman ayat 12

Temukan surat Luqman → lihat ayat ke-12

3

Cari QS. Al-Mulk ayat 15

Cari di daftar isi → buka halaman → cari ayat 15

 

 B. Kegiatan Praktik

Metode:

·        Siswa dibagi berpasangan

·        Guru memberikan perintah: “Cari surat Al-Mumtahanah ayat 8!”

·        Siswa berlomba mencari secara cepat dan benar

·        Siswa membaca ayat secara tartil

 

 

Penilaian:
Kecepatan mencari
Ketepatan menemukan surat dan ayat
Ketepatan membaca ayat

 

 C. Nilai Karakter yang Ditanamkan

·        Teliti dan disiplin

·        Semangat belajar Al-Qur’an

·        Cinta terhadap kitab suci

 

C.     Surat Al Fatikhah - Surat Al Qori’ah

 

Surat Al Fatikhah

 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ١ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ٢ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ٣ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ ٤ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ ٥ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ٦ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ٧

 

Surat An-nas

 

 قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ ١ مَلِكِ النَّاسِۙ ٢ اِلٰهِ النَّاسِۙ ٣ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ ٤ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ ٥ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ٦

 

Surat Al Falaq

 قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ ١ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ ٢ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ ٣ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ ٤ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ٥

 

Surat Al Ikhlas

 قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ ١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ ٣ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ٤ 

 

Surat Al Lahab

 تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ ١ مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ ٢ سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ ٣ وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ ٤ فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ ٥ 

Surat An Nashr

 اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ ١ وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ ٢ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا ٣

Surat Al kafirun

 قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ ١ لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ ٢ وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ ٣ وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ ٤ وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ ٥ لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ٦ 

Surat Al Kautsar

 اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ ١ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ ٢ اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ٣ 

Surat Al Ma’un

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ ١ فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ ٢ وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ ٣ فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ ٤ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ ٥ الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ ٦ وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ ٧ 

Surat Quraisy

 لِاِيْلٰفِ قُرَيْشٍۙ ١ اٖلٰفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاۤءِ وَالصَّيْفِۚ ٢ فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هٰذَا الْبَيْتِۙ ٣ الَّذِيْٓ اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ ەۙ وَّاٰمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ ٤

Surat Al Fil

 اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ ١ اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍۙ ٢ وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ ٣ تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ ٤ فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ ٥

Surat Al Humazah

وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ ١ ۨالَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ ٢ يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ ٣ كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ ٤ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْحُطَمَةُ ۗ ٥ نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ ٦ الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ ٧ اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ ٨ فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ ٩

Surat Al Ashr

وَالْعَصْرِۙ ١ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ٢ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ٣ 

Surat At Takatsur

 اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ ١ حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ ٢ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ ٣ ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ ٤ كَلَّا لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِۗ ٥ لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَۙ ٦ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِۙ ٧ ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ ٨

urat Al Qori’ah

اَلْقَارِعَةُۙ ١ مَا الْقَارِعَةُ ۚ ٢ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْقَارِعَةُ ۗ ٣ يَوْمَ يَكُوْنُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوْثِۙ ٤ وَتَكُوْنُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوْشِۗ ٥ فَاَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِيْنُهٗۙ ٦ فَهُوَ فِيْ عِيْشَةٍ رَّاضِيَةٍۗ ٧ وَاَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهٗۙ ٨ فَاُمُّهٗ هَاوِيَةٌ ۗ ٩ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا هِيَهْۗ ١٠ نَارٌ حَامِيَةٌ ١١ 

 


 

D.  Adab Belajar / Menuntut Ilmu

Kompetensi

Siswa mampu menjelaskan dan mempraktikkan adab dalam menuntut ilmu secara benar, sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an, hadis, dan ajaran ulama.

 

 A. Pendahuluan

Menuntut ilmu adalah ibadah yang sangat mulia. Ilmu menjadi cahaya kehidupan dan jalan menuju kesuksesan dunia serta kebahagiaan akhirat. Namun, ilmu harus didampingi dengan adab (tata krama) agar ilmunya bermanfaat dan membawa keberkahan.

 

B. Dalil Al-Qur’an dan Hadis

1.      Al-Qur’an – QS. Al-Mujadalah: 11

 

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ١١

Terjemahan Kemenag 2019

11.  Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.

 

 

2.      Hadis Rasulullah SAW: riwayat Ibnu Majah.

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ

Artinya: "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim laki-laki dan perempuan."

 

C. Adab Menuntut Ilmu

 

Kitab Ta’lîm al-Muta’allim karya Imam Al-Zarnuji adalah salah satu rujukan klasik dalam pendidikan Islam, yang mengajarkan pentingnya adab atau etika dalam menuntut ilmu. Berikut adalah beberapa adab penting menurut kitab tersebut:

 

1. Niat yang Ikhlas

 

النِّيَّةُ الْخَالِصَةُ لِلّٰهِ

إِذَا أَرَدْتَ أَنْ تَتَعَلَّمَ، فَانْوِ بِطَلَبِكَ وَجْهَ اللهِ تَعَالَى، وَالْعَمَلَ بِعِلْمِكَ، وَإِحْيَاءَ الشَّرِيعَةِ، وَتَنْوِيرَ قَلْبِكَ، وَتَجْمِيلَ بَاطِنِكَ.

 

"Jika engkau ingin belajar, maka niatkanlah karena mencari ridha Allah Ta‘ala, untuk mengamalkan ilmumu, menghidupkan syariat, menerangi hatimu, dan memperindah batinmu."

Fasal: Bab Niat dalam Belajar (باب النِّيّة في حال التعلُّم)

 

2. Menghormati Guru

تَوْقِيرُ الْمُعَلِّمِ

مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ أُسْتَاذَهُ لَمْ يُفْلِحْ أَبَدًا.

 

"Barang siapa tidak memuliakan gurunya, maka ia tidak akan sukses selama-lamanya."

 

Fasal: Bab Memuliakan Ilmu dan Ahlinya (باب تعظيم العلم وأهله)

 

3. Disiplin dan Bersungguh-sungguh

 

الْمُوَاظَبَةُ وَالِاجْتِهَادُ

عَلَيْكَ بِالْمُوَاظَبَةِ وَالِاجْتِهَادِ، فَإِنَّ الاِجْتِهَادَ كُلُّهُ خَيْرٌ.

 

"Wajib atasmu terus-menerus bersungguh-sungguh, karena sungguh-sungguh itu seluruhnya adalah kebaikan."

Fasal: Bab Kesungguhan dan Semangat (باب الاجتهاد والمواظبة)

 

4. Menjaga Waktu

 

حِفْظُ الْوَقْتِ

وَيَنْبَغِي أَنْ يَكُونَ تَحْصِيلُهُ فِي صِغَرِهِ، فَإِنَّهُ أَسْرَعُ إِلَى الْحِفْظِ وَأَبْعَدُ عَنِ النِّسْيَانِ.

 

"Sebaiknya seseorang menuntut ilmu sejak muda, karena lebih cepat hafal dan lebih sedikit lupa."

Fasal: Bab Usia dan Kesiapan Belajar (باب السنّ الصالح للتعلُّم)

 

5. Mengamalkan Ilmu

 

الْعَمَلُ بِالْعِلْمِ

العِلْمُ بِغَيْرِ العَمَلِ كَالشَّجَرِ بِغَيْرِ الثَّمَرِ.

"Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah."

Fasal: Bab Mengamalkan Ilmu (باب العمل بالعلم)

 

6. Mengulang Pelajaran (Muroja‘ah)

 

التِّكْرَارُ مِفْتَاحُ الْحِفْظِ

كَثْرَةُ التِّكْرَارِ وَالِاهْتِمَامِ سَبَبٌ لِلْحِفْظِ.

 

"Banyak mengulang dan perhatian yang sungguh-sungguh adalah sebab kuatnya hafalan."

Fasal: Bab Sebab-sebab Hafal dan Lupa (باب ما يورث الحفظ وما يورث النسيان)

 

7. Menjaga Adab terhadap Buku dan Ilmu

 

تَوْقِيرُ الْكُتُبِ وَالْعِلْمِ

لاَ تَجْعَلِ الْكِتَابَ فِي الأَرْضِ، وَلاَ تَجْلِسْ عَلَيْهِ.

"Janganlah meletakkan buku di atas tanah, dan jangan duduk di atasnya."

Fasal: Bab Etika dan Perilaku terhadap Ilmu (باب آداب المتعلّم)

 

google.com, pub-6628104221599398, DIRECT, f08c47fec0942fa0

D. Doa Sebelum dan Sesudah Belajar

1. Membaca Al-Fatihah

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
الْـحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۞ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ۞ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ ۞ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ ۞ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۞ صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ۞ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِّيْنَ۝
آمِيْن

2. Doa Ridha kepada Allah, Islam, dan Rasulullah

رَضِيتُ بِاللّٰهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَرَسُوْلًا
"Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasulku."

3. Doa Memohon Ilmu dan Rezeki

رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا وَارْزُقْنِي فَهْمًا
"Ya Tuhanku, tambahkanlah aku ilmu dan berilah aku rezeki berupa pemahaman."

 

·       Doa Sesudah Belajar

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
وَالْعَصْرِ ۝١ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ ۝٢ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ۝٣
اللَّهُمَّ انْفَعْنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَعَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَزِدْنَا عِلْمًا، وَارْزُقْنَا فَهْمًا، وَاجْعَلْ عِلْمَنَا حُجَّةً لَنَا وَلَا تَجْعَلْهُ حُجَّةً عَلَيْنَا، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, serta saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.

Ya Allah, berilah kami manfaat dari ilmu yang telah Engkau ajarkan kepada kami, ajarkanlah kepada kami ilmu yang bermanfaat, tambahkanlah ilmu kepada kami, anugerahkanlah kepada kami pemahaman, dan jadikanlah ilmu kami sebagai hujjah (pembela) untuk kami, jangan Engkau jadikan ia sebagai hujjah yang membinasakan kami. Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin.

 

E. Contoh Praktik Adab Belajar di Madrasah

§  Datang lebih awal dan berdoa sebelum belajar.

§  Duduk rapi, mendengarkan guru dengan penuh perhatian.

§  Bertanya dengan sopan saat ada yang belum dipahami.

§  Tidak membawa / bermain HP saat guru menjelaskan.

§  Saling menghormati antar teman sekelas.

 

 F. Evaluasi Diri

No

Pertanyaan Refleksi

Jawaban Siswa (✓/)

1

Saya sudah belajar dengan niat ikhlas karena Allah.

2

Saya menghormati guru dan teman di kelas.

3

Saya menjaga kebersihan saat belajar.

4

Saya mengulang pelajaran di rumah.

5

Saya mengamalkan ilmu yang saya pelajari.

 

E. Adab terhadap Orang Tua

Kompetensi Dasar

Siswa mampu menjelaskan dan mempraktikkan adab terhadap orang tua sesuai tuntunan syariat Islam.

 

A. Pendahuluan

Orang tua adalah sebab keberadaan kita di dunia. Ibu yang mengandung, melahirkan, menyusui, dan merawat dengan penuh kasih sayang. Ayah bekerja keras memenuhi kebutuhan keluarga. Maka, menghormati, mencintai, dan berbuat baik kepada orang tua adalah kewajiban utama setiap anak.

 

B. Dalil Al-Qur’an dan Hadis

1.      Al-Qur’an – QS. Al-Isra’: 23-24

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا... ۚ
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak...”

فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
“Maka janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’, dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

 

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang, dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, sayangilah mereka keduanya sebagaimana mereka telah menyayangiku di waktu kecil.’”

 

2.      Hadis Nabi SAW:

"رِضَا اللّٰهِ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسَخَطُ اللّٰهِ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ"
“Keridhaan Allah tergantung pada keridhaan orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.” (HR. Tirmidzi)

 

C. Bentuk Adab kepada Orang Tua

1.      Bersikap lembut dan santun dalam berbicara.

o   Hindari kata-kata kasar, keras, atau membentak.

o   Gunakan suara yang lembut dan ucapan yang sopan.

2.      Mendengarkan nasihat dan perintah orang tua.

o   Jangan menyela saat orang tua berbicara.

o   Laksanakan perintah dengan ikhlas dan penuh hormat.

3.      Membantu pekerjaan orang tua di rumah.

o   Meringankan beban orang tua dengan membantu pekerjaan rumah tangga.

4.      Berdoa untuk kedua orang tua.

o   Membiasakan membaca doa:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sejak kecil.”

5.      Tidak membantah atau mengeluh.

o   Menerima teguran orang tua dengan sabar dan rendah hati.

6.      Menjaga nama baik orang tua.

o   Tidak melakukan hal-hal yang memalukan atau mencemarkan nama baik keluarga.

7.      Berbakti walaupun orang tua telah wafat.

o   Mendoakan mereka, melaksanakan wasiatnya, dan menyambung silaturahim dengan keluarga dan sahabat mereka.

 

D. Contoh Praktik Adab kepada Orang Tua

§  Memberi salam ketika pulang ke rumah.

§  Mencium tangan ibu dan ayah saat berangkat sekolah.

§  Mengerjakan pekerjaan rumah tanpa disuruh.

§  Menerima nasihat orang tua tanpa membantah.

§  Menjaga sopan santun di hadapan orang tua.

 

E. Evaluasi Diri

No

Pernyataan Refleksi

✓ /

1

Saya berbicara sopan kepada orang tua.

2

Saya membantu pekerjaan orang tua di rumah.

3

Saya mendengarkan dan melaksanakan nasihat orang tua.

4

Saya mendoakan orang tua setiap hari.

5

Saya berusaha tidak membuat orang tua kecewa.

 

 

F. Adab Menjenguk Orang Sakit

Kompetensi Dasar

Siswa mampu menjelaskan dan mempraktikkan adab menjenguk orang sakit sesuai ajaran Islam.

 

A. Pendahuluan

Menjenguk orang sakit (ʿiyādat al-marī) adalah salah satu bentuk kepedulian dan kasih sayang terhadap sesama. Dalam ajaran Islam, menjenguk orang sakit termasuk amal saleh yang besar pahalanya dan mendatangkan keberkahan.

 

B. Dalil Al-Qur’an dan Hadis

1.       Hadis Qudsi

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: يَا ابْنَ آدَمَ، مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي، قَالَ: يَا رَبِّ، كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ؟ قَالَ: أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلَانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ؟ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ؟

"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman pada hari kiamat: Wahai anak Adam! Aku sakit tetapi kamu tidak menjenguk-Ku. Orang itu berkata: Wahai Tuhanku, bagaimana aku bisa menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan seluruh alam? Allah berfirman: Tidakkah engkau tahu bahwa hamba-Ku si Fulan sedang sakit, tetapi engkau tidak menjenguknya? Tidakkah engkau tahu, jika engkau menjenguknya, engkau akan mendapati Aku di sisinya?" (HR. Muslim)

 

2.      Hadis Nabi :

مَنْ عَادَ مَرِيضًا لَمْ يَزَلْ فِي خُرْفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ
“Barangsiapa menjenguk orang sakit, ia akan terus berada dalam taman surga hingga ia kembali.” (HR. Muslim)

 

C. Adab Menjenguk Orang Sakit

1.      Niat karena Allah SWT.

o   Menjenguk bukan hanya formalitas sosial, tapi bentuk ibadah dan amal baik.

 

2.      Mengucapkan salam dan mendoakan kesembuhan.

Doa

 "اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، أَذْهِبِ الْبَأْسَ، اشْفِ أَنتَ الشَّافِي، لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاءَكَ، شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا"

"Ya Allah, Tuhan seluruh umat manusia, hilangkanlah penyakit ini, sembuhkanlah dia, karena Engkaulah yang Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan selain dari kesembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit." Hadis tersebut dapat ditemukan dalam riwayat berikut: Sahih Muslim: Hadis no. 2191

1.      Bersikap sopan dan menenangkan hati pasien.

o   Jangan terlalu lama menjenguk agar pasien bisa beristirahat.

o   Hindari percakapan yang membuat pasien sedih atau cemas.

2.      Membawa sesuatu yang bermanfaat.

o   Seperti buah tangan atau makanan yang disukai pasien, jika memungkinkan.

3.      Memberikan semangat dan motivasi.

o   Ceritakan hal-hal positif dan semangat agar pasien tetap optimis.

4.      Tidak memaksakan kunjungan jika pasien sedang tidak ingin diganggu.

o   Hormati privasi dan kondisi pasien.

 

D. Contoh Praktik Adab Menjenguk Orang Sakit

·        Mengucapkan salam: Assalamu’alaikum, bagaimana kabarnya?

·        Duduk dengan tenang, tidak ramai dan berisik.

·        Membacakan doa kesembuhan.

·        Memberi semangat: “Insya Allah cepat sembuh ya, semangat terus.”

·        Meninggalkan tempat dengan sopan setelah beberapa saat.

 

E. Evaluasi Diri

No

Pernyataan Refleksi

✓ /

1

Saya menjenguk teman atau keluarga yang sakit.

2

Saya mendoakan kesembuhan ketika menjenguk.

3

Saya menjaga sopan santun saat menjenguk.

4

Saya memberi semangat kepada yang sakit.

 

G.  Adab Takziah

Kompetensi Dasar

Siswa mampu menjelaskan dan mempraktikkan adab takziah sesuai tuntunan Islam.

 

A. Pendahuluan

Takziah berarti menyampaikan rasa belasungkawa atau turut berduka cita kepada keluarga yang sedang ditimpa musibah, khususnya wafatnya seseorang. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk saling menguatkan dan menghibur dalam menghadapi ujian, karena musibah kematian adalah bagian dari takdir Allah yang harus diterima dengan sabar dan ikhlas.

 

 

B. Dalil Al-Qur’an dan Hadis

1.      Al-Qur’an:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
(Artinya: "Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan; dan hanya kepada Kami kamu dikembalikan.")
(QS. Al-Anbiya: 35)

2.      Hadis Rasulullah :

مَا مِنْ مُؤْمِنٍ يُعَزِّي أَخَاهُ بِمُصِيبَةٍ إِلَّا كَسَاهُ اللّٰهُ مِنْ حُلَلِ الْكَرَامَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Tidaklah seorang mukmin memberikan takziah kepada saudaranya yang tertimpa musibah, melainkan Allah akan memakaikannya pakaian kemuliaan pada hari kiamat."
(HR. Ibnu Majah)

 

C. Adab Saat Takziah

1.      Niat karena Allah SWT

o   Memberi takziah dengan niat ibadah dan menghibur sesama muslim.

2.      Menyampaikan ucapan belasungkawa yang baik dan menenangkan.

o   Contoh ucapan:

إِنَّا لِلّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
"Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali."

 

o   Atau ucapan lainnya:

أَعْظَمَ اللّٰهُ أَجْرَكُمْ وَأَحْسَنَ عَزَاءَكُمْ وَغَفَرَ لِمَيِّتِكُمْ
"Semoga Allah memperbesar pahalamu, memperbaiki belasungkawamu, dan mengampuni orang yang meninggal dari keluargamu."

3.      Tidak menangis berlebihan atau meratap.

o   Islam melarang niyahah (meratap berlebihan), karena menunjukkan ketidaksabaran terhadap takdir Allah.

4.      Mendoakan keluarga yang ditinggal agar diberi ketabahan.

o   Mendoakan almarhum/almarhumah agar mendapatkan ampunan dan rahmat Allah.

5.      Menunjukkan empati dengan membantu kebutuhan keluarga yang berduka.

o   Misalnya: membawa makanan, membantu di rumah duka, atau membantu proses pemakaman jika diperlukan.

6.      Berpakaian sopan dan berperilaku tenang.

o   Tidak bersenda gurau atau membuat kegaduhan saat takziah.

 

D. Contoh Praktik Adab Takziah

·        Mengunjungi rumah duka dengan sopan.

·        Mengucapkan “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, semoga Allah mengampuninya dan memberi ketabahan bagi keluarga yang ditinggal.”

·        Duduk dan berbicara dengan penuh empati, tidak banyak bertanya atau membahas hal yang tidak perlu.

·        Mendoakan almarhum setelah takziah.

 

E. Evaluasi Diri

No

Pernyataan Refleksi

✓ /

1

Saya pernah melakukan takziah kepada teman/keluarga yang berduka.

2

Saya menyampaikan ucapan belasungkawa dengan doa yang baik.

3

Saya tidak bersikap berlebihan saat berduka.

4

Saya mendoakan dan membantu keluarga yang sedang mengalami musibah.

 

H.     Adab Ziarah Kubur

Kompetensi Dasar

Siswa mampu menjelaskan dan mempraktikkan adab ziarah kubur sesuai tuntunan syariat Islam.

 

A. Pendahuluan

Ziarah kubur merupakan salah satu amalan yang dianjurkan dalam Islam. Tujuan dari ziarah kubur adalah untuk mengingat kematian, mendoakan orang yang telah wafat, serta mempertebal keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Rasulullah telah mencontohkan dan mengajarkan umatnya tentang adab ketika berziarah ke makam.

 

B. Dalil Al-Qur’an dan Hadis

1.      Hadis Rasulullah :

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ، أَلَا فَزُورُوهَا، فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ
"Dulu aku melarang kalian berziarah kubur, sekarang berziarahlah karena ziarah itu dapat mengingatkan kalian pada kematian."
(HR. Muslim)

2.      Doa saat ziarah kubur:

 

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ، مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ، نَسْأَلُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ
"Keselamatan atas kalian wahai penghuni kubur dari kaum mukminin dan muslimin. Kami, insya Allah, akan menyusul kalian. Kami memohon keselamatan untuk kami dan untuk kalian."
(HR. Muslim)

 C. Tujuan Ziarah Kubur

§  Mengingat kematian sebagai pengingat akhirat.

§  Mendoakan orang yang telah wafat.

§  Menumbuhkan kesadaran akan kefanaan dunia.

§  Menambah ketakwaan dan keimanan.

§  Menjaga hubungan silaturahmi dengan keluarga yang telah wafat.

 

 

 D. Adab Ziarah Kubur

1.      Niat yang lurus karena Allah SWT, bukan untuk mencari keberkahan dari kuburan.

2.      Berpakaian sopan dan menjaga ketenangan.

3.      Masuk ke area makam dengan membaca salam.

4.      Tidak duduk, menginjak, atau berjalan di atas kuburan.

5.      Tidak menangis berlebihan atau meratap.

6.      Tidak melakukan amalan yang bertentangan dengan syariat seperti meminta-minta kepada ahli kubur.

7.      Mendoakan ahli kubur dengan doa yang sesuai tuntunan.

8.      Menghindari perbuatan bid'ah atau kesyirikan.

9.      Tidak menjadikan ziarah kubur sebagai tempat rekreasi atau pamer.

 

E. Doa untuk Orang yang Telah Wafat

 

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، وَارْحَمْهُ، وَعَافِهِ، وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ...
(Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia dan maafkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskan kuburnya, dan bersihkan dia dengan air, salju, dan embun…)
(HR. Muslim)

 

F. Contoh Praktik Adab Ziarah Kubur

·        Menentukan waktu ziarah (misal: Jumat pagi).

·        Membaca surat pendek seperti Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan Yasin.

·        Membaca doa ziarah dengan tenang.

·        Meninggalkan area makam dengan penuh ketenangan.

 

G. Evaluasi Diri

No

Pernyataan Refleksi

✓ /

1

Saya mengetahui adab saat berziarah kubur.

2

Saya tidak melakukan hal yang bertentangan dengan ajaran Islam saat ziarah.

3

Saya membaca doa-doa sesuai sunnah saat ziarah.

4

Saya memahami bahwa ziarah kubur mengingatkan saya pada kematian.

 

I.          Niat Zakat

Kompetensi Dasar

Siswa mampu melafalkan niat zakat dengan benar sesuai tuntunan syariat Islam.

 

A. Pengantar Materi

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang telah memenuhi syarat. Agar zakat sah secara syar'i, maka salah satu syarat utamanya adalah niat yang ikhlas karena Allah SWT. Niat ini menjadi pembeda antara amal ibadah dan perbuatan biasa.

 

B. Dalil Tentang Niat

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
"Sesungguhnya segala amal itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya."
(HR. Bukhari dan Muslim)

 

C. Jenis-Jenis Zakat

1.      Zakat Fitrah: Zakat yang dikeluarkan pada bulan Ramadan menjelang Idulfitri.

2.      Zakat Mal: Zakat yang dikeluarkan dari harta kekayaan seperti emas, perak, hasil pertanian, perdagangan, ternak, dan lain-lain.

 

D. Lafal Niat Zakat

1.      Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri:

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَن نَفْسِي فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
"Saya niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri fardhu karena Allah Ta’ala."

2.      Niat Zakat Fitrah untuk Orang Lain (Misalnya: Anak/Istri):

 

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ (فُلَانٍ) فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
"Saya niat mengeluarkan zakat fitrah untuk (nama orang yang diwakili) fardhu karena Allah Ta’ala."

3.      Niat Zakat Mal:

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْمَالِ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى
"Saya niat mengeluarkan zakat mal fardhu karena Allah Ta’ala."

 

E. Waktu Berniat

Niat dilakukan saat mengeluarkan zakat atau ketika menyerahkannya kepada amil zakat. Niat cukup di dalam hati, tetapi sangat baik jika dilafalkan untuk membantu kekhusyukan niat.

 

F. Contoh Praktik

Siswa diminta melafalkan niat zakat fitrah dan zakat mal secara bergiliran dengan benar, jelas, dan fasih sesuai contoh di atas. Guru membimbing pelafalan secara langsung.

 

G. Refleksi Siswa

No

Pernyataan Refleksi

✓ /

1

Saya mengetahui pentingnya niat dalam zakat.

2

Saya dapat melafalkan niat zakat fitrah dengan benar.

3

Saya dapat membedakan niat zakat fitrah dan zakat mal.

 

 

 

J.         Niat Haji dan Umrah

Kompetensi Dasar

Siswa mampu melafalkan niat haji dan umrah dengan benar sesuai dengan syariat Islam.

 

A. Pengantar Materi

Haji dan umrah merupakan ibadah yang sangat istimewa dalam Islam. Kedua ibadah ini memiliki tata cara pelaksanaan yang diawali dengan niat ihram, yaitu niat untuk memulai haji atau umrah saat berada di miqat (tempat mulai ihram). Niat ini adalah rukun utama yang menentukan sahnya ibadah tersebut.

 

B. Dalil Tentang Niat

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
"Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya."
(HR. Bukhari dan Muslim)

C. Lafal Niat Haji dan Umrah

Lafal Niat Haji:

 

1.      Niat Haji Ifrad:

 

نَوَيْتُ أَنْ أُحْرِمَ بِالْحَجِّ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى

Artinya: "Saya niat untuk berihram untuk haji, sebagai kewajiban karena Allah Ta'ala."

 

2.      Niat Haji Qiran:

 

نَوَيْتُ أَنْ أُحْرِمَ بِالْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى

Artinya: "Saya niat untuk berihram untuk haji dan umrah, sebagai kewajiban karena Allah Ta'ala."

 

3.      Niat Haji Tamattu':

 

نَوَيْتُ أَنْ أُحْرِمَ بِالْعُمْرَةِ ثُمَّ أَحْجُ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى

Artinya: "Saya niat untuk berihram untuk umrah, kemudian haji, sebagai kewajiban karena Allah Ta'ala."

 

 

2.      Lafal Niat Umrah:

لَبَّيْكَ عُمْرَةً
"Aku penuhi panggilan-Mu untuk berumrah."

Atau lengkapnya:

نَوَيْتُ الْعُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهَا لِلّٰهِ تَعَالَى، لَبَّيْكَ اللّٰهُمَّ عُمْرَةً
"Aku niat umrah dan berihram karena Allah Ta’ala. Aku sambut panggilan-Mu ya Allah, untuk umrah."

 

D. Catatan Penting

·        Niat ini dilakukan di miqat dan langsung masuk dalam keadaan ihram.

·        Setelah niat, jamaah membaca talbiyah:

 

لَبَّيْكَ اللّٰهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيْكَ لَكَ
"Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, tiada sekutu bagi-Mu. Segala pujian, nikmat, dan kerajaan adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu."

 

E. Contoh Praktik

Siswa diminta untuk melafalkan niat haji dan umrah serta talbiyah secara berurutan dan fasih, dipandu langsung oleh guru.

 

F. Refleksi Siswa

No

Pernyataan Refleksi

✓ /

1

Saya memahami pentingnya niat dalam ibadah haji dan umrah.

2

Saya dapat melafalkan niat haji dan umrah dengan benar.

3

Saya dapat membaca talbiyah dengan fasih.

 

K.       Niat Menyembelih Qurban dan Aqiqah

Kompetensi Dasar

Siswa mampu melafalkan niat menyembelih qurban dan aqiqah dengan benar sesuai syariat Islam.

 

A. Pengantar Materi

Qurban dan aqiqah adalah dua ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Qurban dilakukan pada Hari Raya Idul Adha dan hari tasyrik (11,12,13 Dzulhijjah), sementara aqiqah dilakukan sebagai bentuk syukur atas kelahiran anak.

Setiap ibadah harus diawali dengan niat, termasuk saat menyembelih hewan qurban dan aqiqah.

 

B. Dalil Tentang Niat dan Penyembelihan

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
"Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya."
(HR. Bukhari dan Muslim)

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
"Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berqurbanlah."
(QS. Al-Kautsar: 2)

 

 C. Lafal Niat Menyembelih Qurban

بِسْمِ اللّٰهِ، اَللّٰهُ أَكْبَرُ، هٰذِهِ مِنْكَ وَلَكَ، اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنِّي
"Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, (sembelihan) ini dari-Mu dan untuk-Mu. Ya Allah, terimalah dariku."

Jika menyembelih untuk orang lain (atas nama orang lain):

 

اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْهُ  (nama orang), بِسْمِ اللّٰهِ، اَللّٰهُ أَكْبَرُ، هٰذِهِ عَن
"Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, (sembelihan) ini atas nama (nama orang), ya Allah terimalah darinya."

 

D. Lafal Niat Menyembelih Aqiqah

(nama anak) بِسْمِ اللّٰهِ، اَللّٰهُ أَكْبَرُ، هٰذِهِ عَقِيْقَةٌ عَنْ
"Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, ini adalah aqiqah dari (nama anak).

Contoh:

بِسْمِ اللّٰهِ، اَللّٰهُ أَكْبَرُ، هٰذِهِ عَقِيْقَةٌ عَنْ أَحْمَد
"Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, ini adalah aqiqah dari Ahmad."

 

E. Catatan Penting

§  Niat boleh dilafalkan oleh orang yang menyembelih atau orang yang mewakilkan.

§  Penyembelihan dilakukan dengan membaca basmalah dan takbir, kemudian diiringi niat sesuai ibadahnya.

 

F. Praktik Pembelajaran

Siswa diminta mempraktikkan pelafalan niat secara berulang hingga fasih, dengan bimbingan guru.

 

G. Refleksi Siswa

No

Pernyataan Refleksi

✓ /

1

Saya memahami perbedaan niat qurban dan aqiqah.

2

Saya mampu melafalkan niat qurban dengan benar.

3

Saya mampu melafalkan niat aqiqah dengan benar.

 

L.       Pendampingan Orang Sakaratul Maut

Kompetensi Dasar

Siswa mampu memahami dan mempraktikkan pendampingan orang yang sedang sakaratul maut sesuai tuntunan syariat Islam.

 

A. Pengantar Materi

Sakaratul maut adalah kondisi ketika ruh seseorang akan dicabut dari jasadnya. Saat itu, sangat dianjurkan bagi orang-orang di sekitarnya untuk memberikan pendampingan secara ruhaniyah dan penuh kasih sayang. Islam telah mengajarkan beberapa adab dan doa yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi ini agar seseorang bisa wafat dalam keadaan husnul khatimah (akhir yang baik).

 

B. Dasar Hukum

1.      Firman Allah SWT:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
"Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati."
(QS. Ali ‘Imran: 185)

2.      Hadis Nabi :

لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ
"Talqinkanlah orang yang akan meninggal di antara kalian dengan kalimat Laa ilaaha illallah."
(HR. Muslim)

 

C. Adab dan Tata Cara Pendampingan Orang Sakaratul Maut

1.      Membimbing agar mengucap kalimat tauhid (لا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ) secara lembut dan berulang.

2.      Mendoakan dan memperbanyak zikir di dekat orang yang sedang sakaratul maut.

3.      Membacakan Surah Yasin di dekatnya untuk memberikan ketenangan.

4.      Tidak menangis dengan suara keras, agar tidak mengganggu kondisi ruhani orang yang sedang menghadapi ajal.

5.      Memiringkan tubuhnya ke arah kiblat jika memungkinkan.

6.      Memberikan air minum atau membasahi bibirnya jika diperlukan, namun harus berhati-hati.

7.      Menciptakan suasana yang tenang dan penuh keimanan, jauh dari hal-hal yang membuat gelisah.

 

D. Praktik Lafal Talqin

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ

"Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah."

Talqin ini dibacakan dengan suara lembut agar bisa diikuti oleh orang yang sedang sakaratul maut tanpa memaksanya, atau dengan kalimat yang lebih pendek seperti kalimat Allah, Allah.

 

E. Praktik Pembelajaran

·        Guru memberikan simulasi cara mendampingi orang yang sakaratul maut.

·        Siswa mempraktikkan bergiliran secara berpasangan, satu sebagai pendamping, satu sebagai simulasi pasien.

·        Evaluasi dilakukan melalui penilaian sikap, keterampilan, dan pelafalan.

 

F. Refleksi Siswa

No

Pernyataan Refleksi

✓ /

1

Saya tahu adab dalam mendampingi orang sakaratul maut.

2

Saya mampu mempraktikkan talqin dengan lembut dan tepat.

3

Saya memahami pentingnya menjaga ketenangan saat mendampingi orang menjelang ajal.

 

M. Tindakan Setelah Kematian

Kompetensi: Mampu menjelaskan dan mempraktikkan tindakan yang dilakukan setelah kematian seseorang sesuai tuntunan Islam.

 

A. Pengantar Materi

Kematian merupakan suatu kepastian yang akan dialami oleh setiap makhluk hidup. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk memuliakan jenazah sejak seseorang meninggal dunia hingga proses penguburannya. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk mengetahui tindakan-tindakan yang harus dilakukan setelah kematian.

 

B. Tindakan Setelah Kematian Menurut Syariat Islam

Berikut adalah tindakan-tindakan yang perlu dilakukan setelah seseorang wafat:

1.      Menutup mata jenazah

o   Nabi bersabda:


"Jika salah seorang dari kalian meninggal dunia, maka tutuplah matanya." (HR. Muslim)

2.      Mendoakan dan memohonkan ampunan bagi jenazah

o   Doa yang dianjurkan:


اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ
“Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia, dan maafkanlah dia.”

3.      Menyegerakan proses pengurusan jenazah

o   Rasulullah bersabda:


"Segeralah kalian mengurus jenazah. Jika ia orang baik, maka kalian mempercepatnya menuju kebaikan." (HR. Bukhari dan Muslim)

 

4.      Mengganti pakaian dengan kain kafan

o   Jenazah hendaknya dikafani dengan kain putih sesuai dengan ajaran Rasulullah .

5.      Memberitahukan kepada keluarga, kerabat, dan tetangga Supaya banyak yang ikut menyolatkan dan mendoakan almarhum/almarhumah.

 

6.      Mempersiapkan prosesi memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan menguburkan

o   Hal ini merupakan fardu kifayah bagi kaum muslimin.

 

7.      Melunasi utang jenazah jika ada

o   Rasulullah sangat menekankan pentingnya melunasi utang orang yang telah meninggal dunia.

 

C. Praktik yang Dapat Dilakukan oleh Siswa

·        Menunjukkan simulasi menutup mata jenazah.

·        Menghafal dan melafalkan doa setelah kematian.

·        Berdiskusi mengenai pentingnya menyegerakan pengurusan jenazah.

·        Menyusun daftar kegiatan yang harus dilakukan oleh keluarga ketika anggota keluarganya meninggal.

 

D. Nilai-nilai Akhlak yang Dapat Ditanamkan

·        Rasa empati terhadap keluarga yang berduka.

·        Rasa tanggung jawab sosial sebagai sesama muslim.

·        Menanamkan penghormatan terhadap jenazah.

 

O. Cara Memandikan Jenazah

 

Kompetensi: Mampu menjelaskan dan mempraktikkan cara memandikan jenazah dengan benar sesuai tuntunan syariat Islam.

A. Pengantar Materi

Memandikan jenazah adalah bagian dari fardu kifayah yang wajib dilakukan oleh umat Islam terhadap saudara Muslim yang wafat. Ini adalah bentuk penghormatan terakhir sebelum jenazah dikafani, dishalatkan, dan dimakamkan.

B. Tujuan Memandikan Jenazah

1.      Membersihkan tubuh jenazah dari hadas dan najis.

2.      Menyucikan jenazah sebelum dikafani dan dishalatkan.

3.      Menjalankan kewajiban syar’i sebagai bentuk penghormatan terakhir.

 

C. Tata Cara Memandikan Jenazah

1.      Menyiapkan peralatan:

§  Air bersih (lebih baik air hangat).

§  Sabun dan daun bidara (jika ada).

§  Sarung tangan dan kain penutup aurat.

§  Ember, gayung, dan alat pembersih lainnya.

 

2.      Memastikan jenazah sudah ditutup auratnya:

§  Untuk laki-laki: dari pusar sampai lutut.

§  Untuk perempuan: seluruh tubuh ditutup, kecuali bagian yang akan dibersihkan.

 

3.      Membaringkan jenazah di tempat tinggi:

§  Ditempatkan di atas papan atau meja pemandian dengan kepala lebih tinggi dari kaki.

4.      Membersihkan kotoran jenazah:

§  Bagian dubur dan kemaluan dibersihkan dengan sarung tangan/kain.

 

5.      Berwudhu untuk jenazah:

§  Seperti wudhu ketika hidup, tanpa berkumur dan menghirup air ke hidung.

 

6.      Menyiram seluruh tubuh dengan air:

§  Dimulai dari sisi kanan, lalu sisi kiri.

§  Disunnahkan menggunakan air yang dicampur daun bidara atau sabun.

 

7.      Menyela-nyela rambut dan jenggot (jika ada).

8.      Mengulang siraman jika diperlukan:

§  Minimal sekali, maksimal tiga kali atau lebih jika belum bersih

.

9.      Mengeringkan tubuh jenazah dengan kain bersih.

 

D. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan

§  Orang yang memandikan jenazah sebaiknya orang yang shalih dan amanah.

§  Hendaknya orang yang memandikan menjaga adab dan tidak membuka aib jenazah.

§  Jenazah perempuan dimandikan oleh perempuan; jenazah laki-laki oleh laki-laki. Kecuali suami-istri masih diperbolehkan saling memandikan.

 

E. Dalil dan Landasan Syariat

Hadits Nabi tentang kewajiban memandikan jenazah:

اِغْسِلْنَهَا بِمَاءٍ وَسِدْرٍ، وَجَعَلْنَا فِي الثَّالِثَةِ كَافُورًا، أَوْ شَيْئًا مِنْ كَافُورٍ، فَإِذَا فَرَغْتُنَّ فَأَعْلِمْنِي.
(HR. Bukhari no. 1253 dan Muslim no. 939)

Artinya:
"Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara, dan pada yang ketiga (mandian) tambahkanlah kapur barus atau sedikit dari kapur barus. Jika kalian telah selesai, beritahukanlah kepadaku."

 

F. Praktik Simulasi di Kelas

§  Siswa dibimbing untuk mengenal alat-alat pemandian jenazah.

§  Simulasi cara memandikan menggunakan boneka atau peraga.

§  Diskusi kelompok tentang adab dalam memandikan jenazah.


 

P. Cara Mengkafani Jenazah

Kompetensi Dasar:
Mampu mempraktikkan cara mengkafani jenazah dengan benar sesuai syariat.

 

A. Pengertian Mengkafani Jenazah

Mengkafani jenazah adalah membungkus jenazah dengan kain kafan yang bersih setelah dimandikan, sebagai bentuk penghormatan terakhir sebelum dishalatkan dan dikuburkan. Kafan berfungsi untuk menutup aurat jenazah serta menjaga kehormatannya.

 

B. Hukum Mengkafani Jenazah

Hukum mengkafani jenazah adalah fardhu kifayah, yaitu kewajiban kolektif umat Muslim. Jika sebagian telah melaksanakannya, maka gugurlah kewajiban bagi yang lain.

 

C. Jumlah Lapis Kain Kafan

1.      Laki-laki: dianjurkan tiga lapis kain putih tanpa baju dan celana.

2.      Perempuan: lima lapis, yaitu:

o   Kain dasar (sarung)

o   Baju kurung

o   Kerudung (khimar)

o   Kain pembungkus dada (tutup payudara)

o   Tiga lapis kain kafan luar

Semua harus menutup seluruh tubuh jenazah dengan rapi dan sopan.

 

D. Tata Cara Mengkafani Jenazah (Penjabaran Lengkap)

Berikut langkah-langkah mengkafani jenazah sesuai dengan tuntunan syariat Islam:

 

1. Menyiapkan Peralatan

Sebelum mengkafani, siapkan perlengkapan berikut:

·        Kain kafan (3 lapis untuk laki-laki, 5 lapis untuk perempuan)

·        Kapur barus atau wangi-wangian (misalnya minyak kasturi)

·        Kapas (untuk menutup bagian tertentu)

·        Tali pengikat kain kafan (biasanya 5 tali)

·        Sarung tangan dan masker (bagi petugas)

 

2. Membentangkan Kain Kafan

Letakkan kain kafan di atas tempat yang bersih dan rata. Urutannya:

·        Untuk laki-laki: tiga lapisan kain kafan putih dibentangkan bertumpuk.

·        Untuk perempuan: lima lapisan sesuai urutan (sarung, baju kurung, kerudung, penutup dada, lapisan luar).

 

3. Meletakkan Jenazah di Atas Kain Kafan

Setelah jenazah dimandikan dan dikeringkan, baringkan jenazah di atas kain kafan dengan posisi:

·        Kepala sejajar dengan bagian atas kain.

·        Tubuh jenazah dalam posisi lurus dan tangan di samping badan.

 

4. Memberi Wewangian

·        Taburkan kapur barus dan wangi-wangian sunnah (seperti minyak kasturi) pada bagian-bagian sujud jenazah: dahi, tangan, lutut, dan kaki.

·        Tujuannya untuk menghormati dan menyucikan jenazah.

 

5. Menutup Aurat dengan Kapas dan Kain Tambahan

·        Gunakan kapas bersih untuk menutup lubang-lubang tubuh (hidung, telinga, mulut, dan bagian pribadi) agar tidak keluar cairan.

·        Bila perlu, gunakan pembalut dari kain atau kapas yang diikatkan.

 

6. Membungkus Jenazah

·        Lipat kain kafan satu per satu secara berurutan:

o   Lapis pertama dari kiri ke kanan menutupi seluruh tubuh.

o   Lapis kedua dari kanan ke kiri.

o   Lapis ketiga (dan seterusnya) dilipat rapi dan menutup seluruh bagian tubuh.

 

Untuk jenazah perempuan, setelah memakai sarung, baju kurung, kerudung, dan penutup dada, barulah dibungkus dengan lapisan luar kain kafan.

 

7. Mengikat Kain Kafan

Ikat kain kafan dengan lima tali pengikat pada bagian:

1.      Kepala

2.      Leher

3.      Perut

4.      Lutut

5.      Kaki

 

Catatan Penting:

·        Ikatan tidak boleh terlalu kuat atau permanen, cukup sekadar agar kain tidak terbuka saat jenazah diangkat dan dikubur.

·        Tali ini akan dibuka kembali saat jenazah dimasukkan ke liang lahat.

 

E. Dalil dan Landasan Syariat

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:

 

خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا وَهُوَ يَقُودُنَا فِي الْجَنَائِزِ فَأَمَرَنَا أَنْ نُكَفِّنَ الْمَيِّتَ فِي ثَلَاثَةِ أَثْوَابٍ بِيضٍ
(HR. Bukhari no. 1273 dan Muslim no. 941)

Artinya:
"Rasulullah keluar pada suatu hari dan memimpin kami dalam pengurusan jenazah. Beliau memerintahkan agar kami mengkafani jenazah dengan tiga kain putih."

 

 

F. Nilai Akhlak yang Ditanamkan

·        Menghormati jenazah sesama Muslim.

·        Menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial dan empati.

·        Melatih keikhlasan dalam pelayanan terhadap sesama.

Q. Cara Menshalatkan Jenazah

Kompetensi: Mampu mempraktikkan dengan benar

 

A. Pengertian Salat Jenazah

Salat jenazah adalah salat yang dilakukan untuk mendoakan orang Muslim yang telah meninggal dunia. Hukumnya adalah fardhu kifayah, yakni kewajiban kolektif. Jika sudah dilakukan oleh sebagian umat Islam, maka gugur kewajiban dari yang lain.

 

B. Syarat-Syarat Salat Jenazah

1.      Jenazah telah dimandikan dan dikafani.

2.      Jenazah diletakkan di depan orang yang salat.

3.      Suci dari hadas dan najis.

4.      Menghadap kiblat.

5.      Jenazah adalah seorang Muslim.

 

C. Tata Cara Salat Jenazah

Salat jenazah terdiri dari empat takbir tanpa ruku’, sujud, dan tasyahud. Berikut urutan tata caranya:

 

1️. Takbir Pertama

·        Niat salat jenazah.

·        Membaca Surah Al-Fatihah.

Niat Salat Jenazah (untuk jenazah laki-laki sebagai makmum):

 

أُصَلِّي عَلَى هَذَا الْمَيِّتِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

 Aku niat salat atas jenazah ini empat kali takbir sebagai fardhu kifayah menjadi makmum karena Allah Ta'ala.

(Jika imam: diganti مَأْمُومًا إِمَامًا. Jika jenazah perempuan: هَذَا الْمَيِّت هَذِهِ الْمَيِّتَة)

Kemudian membaca:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ... (hingga akhir Surah Al-Fatihah)

 

2️. Takbir Kedua

·        Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad :

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَىٰ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَىٰ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

3️. Takbir Ketiga

·        Membaca doa untuk jenazah:

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ، وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ

(Jika jenazah perempuan, lafal "لَهُ" diganti "لَهَا", dan seterusnya.)

 

4️. Takbir Keempat

·        Membaca doa singkat lainnya, seperti:

اَللّٰهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ، وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ

Artinya: Ya Allah, jangan Engkau haramkan kami dari pahalanya, dan jangan Engkau uji kami setelahnya, serta ampunilah kami dan dia.

 

·        Salam:

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ  (cukup satu kali ke kanan)

 

D. Posisi Imam dan Jenazah

·        Jika jenazah laki-laki, imam berdiri sejajar dengan kepala jenazah.

·        Jika jenazah perempuan, imam berdiri sejajar dengan pinggang/perut jenazah.

 

E. Hadis Pendukung

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda:

 

مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّيَ فَلَهُ قِيرَاطٌ، وَمَنْ شَهِدَهَا حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ

Artinya: Barangsiapa mengikuti jenazah lalu menyolatkannya, maka ia mendapat satu qirath pahala. Jika ia menyertainya hingga selesai dikubur, maka mendapat dua qirath.
(HR. Bukhari dan Muslim)

 

F. Praktik Langsung

 

Guru dapat menyusun simulasi praktik salat jenazah dalam kelompok. Siswa bergantian menjadi imam, makmum, dan pengatur posisi jenazah untuk memperkuat keterampilan praktis mereka.


 

R. Cara Mengubur Jenazah

Kompetensi: Mampu mempraktikkan dengan benar

 

A. Pengertian Mengubur Jenazah

Mengubur jenazah adalah proses terakhir dari perlakuan terhadap orang yang telah wafat dalam syariat Islam, yaitu meletakkan jenazah ke dalam liang lahat dengan tata cara sesuai tuntunan syariat.

Mengubur jenazah hukumnya adalah fardhu kifayah, yakni kewajiban kolektif umat Muslim.

 

B. Tujuan Mengubur Jenazah

1.      Menjaga kehormatan jenazah.

2.      Menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan.

3.      Menunjukkan kepatuhan terhadap syariat Islam.

 

C. Tata Cara Mengubur Jenazah

1.      Menyiapkan liang lahat atau syiq

o   Liang lahat: lubang yang dibuat ke samping dasar kuburan (lebih utama).

o   Syiq: lubang yang dibuat di tengah dasar kuburan (jika tanah tidak memungkinkan dibuatkan lahat).

2.      Meletakkan jenazah dalam kubur

o   Jenazah dimasukkan dengan posisi miring ke kanan dan menghadap kiblat.

o   Dianjurkan orang yang menurunkan jenazah ke liang lahat membaca:

بِسْمِ اللهِ وَعَلَى سُنَّةِ رَسُولِ اللهِ

Artinya: Dengan nama Allah dan atas sunnah Rasulullah.

3.      Membuka ikatan kafan pada bagian kepala (jika memungkinkan).

4.      Menimbun tanah perlahan sampai tertutup seluruh tubuh jenazah.

5.      Meninggikan kuburan sedikit dari permukaan tanah (tidak boleh berlebihan).

6.      Meletakkan batu atau tanda sederhana untuk penanda makam.

 

D. Sunah Setelah Mengubur Jenazah

1.      Mendoakan jenazah di kuburan, seperti:

اللّٰهُمَّ ثَبِّتْهُ عِنْدَ السُّؤَالِ
Artinya: Ya Allah, teguhkanlah dia dalam menjawab pertanyaan malaikat.

2.      Mendoakan agar jenazah mendapatkan ampunan dan keteguhan iman.

3.      Mengajarkan talqin (menasihati orang hidup) tentang kematian sebagai pelajaran.

 

E. Hadis Pendukung

Dari Ibnu Umar RA, Nabi bersabda:

«إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمْ فَلَا تَحْبِسُوهُ وَأَسْرِعُوا بِهِ إِلَى قَبْرِهِ»

Jika salah seorang dari kalian meninggal dunia, maka jangan menahannya, segerakanlah membawanya ke kuburan. (HR. Thabrani)

 

F. Praktik Langsung

Guru membimbing siswa secara langsung:

·        Simulasi menggali liang lahat (simbolis).

·        Mempraktikkan posisi jenazah menghadap kiblat.

·        Menutup kubur sesuai prosedur.

·        Mengucapkan doa dan membaca talqin.

 

R. Doa Iftitah

Kompetensi: Mampu menghafal dengan benar

 

A. Pengertian Doa Iftitah

Doa iftitah adalah doa pembuka yang dibaca setelah takbiratul ihram dalam salat, sebelum membaca Surah Al-Fatihah. Doa ini termasuk sunnah muakkadah (sunnah yang dianjurkan), dan menambah kekhusyukan dalam salat.

 

B. Lafal Doa Iftitah (Versi Populer dan Umum Diajarkan)

 

اللّٰهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، إِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ، إِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، لَا شَرِيْكَ لَهُ وَبِذٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

C. Arti Doa Iftitah

"Allah Mahabesar dengan sebesar-besarnya. Segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya. Mahasuci Allah di waktu pagi dan sore. Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan lurus dan berserah diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan, dan aku termasuk orang-orang Muslim."

 

D. Tujuan Pembelajaran

1.      Siswa mampu membaca doa iftitah dengan tartil dan lancar.

2.      Siswa mampu menghafal dengan benar.

3.      Siswa memahami makna isi dari doa iftitah.

4.      Siswa terbiasa membaca doa iftitah dalam salat.

 

E. Kegiatan Pembelajaran

·        Mendengarkan dan menirukan bacaan guru.

·        Menghafalkan secara bertahap.

·        Latihan membaca dalam salat.

·        Diskusi makna dan nilai spiritual dalam doa.

S.  Doa Ruku’

Kompetensi: Mampu menghafal dengan benar

A. Lafal Doa Ruku’

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

33.  Doa I’tidal

Kompetensi: Mampu menghafal dengan benar

A. Lafal Doa I’tidal

سَمِعَ اللّٰهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

T. Doa Qunut

Kompetensi: Mampu menghafal dengan benar

A. Lafal Doa Qunut

اللّٰهُمَّ اهْدِنِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ،
وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ بِرَحْمَتِكَ شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِيْ وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ،
وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ،
فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ، وَاسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ، وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نَبِيِّ عُمِيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

U. Dzikir dan Doa Ba’da Shalat Fardlu

 

Kompetensi: Mampu menghafal dengan benar

 

A. Dzikir Setelah Shalat Fardlu (Ringkas)

Dzikir ini disunnahkan dibaca setelah setiap selesai menunaikan shalat fardlu:

1.      Istighfar 3x

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِي لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

"Saya memohon ampunan kepada Allah, yang tiada Tuhan selain Dia, yang Maha Hidup dan Maha Mengurus, dan saya bertaubat kepada-Nya."

 

 

 

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ،

"Tiada Tuhan selain Allah, yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia yang memberi hidup dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

2.      Doa mohon ampun dan keselamatan

 

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ، وَإِلَيْكَ يَعُودُ السَّلَامُ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ

"Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Sejahtera, dari-Mu-lah segala kesejahteraan, dan kepada-Mu-lah segala kesejahteraan kembali. Maka hidupkanlah kami, wahai Tuhan kami, dalam kesejahteraan, dan masukkanlah kami ke dalam surga, tempat yang penuh kesejahteraan. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami, dan Maha Tinggi Engkau, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan."

 

3.      Membaca Surat Al Fatikhah

 

4.      Tasbih, Tahmid, Takbir

إِلٰهِي يَا رَبِّي أَنْتَ مَوْلَانَا، سُبْحَانَ اللّٰهِ

·        Subhānallāh (33x) → Mahasuci Allah

سُبْحَانَ اللّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ، دَائِمًا قَائِمًا أَبَدًا، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ

·        Alhamdulillāh (33x) → Segala puji bagi Allah

اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَنِعْمَةٍ، اَللّٰهُ أَكْبَرُ

·        Allāhu Akbar (33x) → Allah Mahabesar

اَللّٰهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْـحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

 

4.      Penyempurna 100 dzikir

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّٰهِ العَلِيُّ العَظِيْمِ

"Tiada Tuhan selain Allah, yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia yang memberi hidup dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

B. Doa Ba’da Shalat Fardlu

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ حَمْدًا شَاكِرِينَ حَمْدًا نَعِمِينَ حَمْدًا يُوَافِي نَعْمَتَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيدًا يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِكَ وَالْإكْرَامِ

للهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْآفَاتِ، وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ، وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ، وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ، وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِيْ الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ دَعْوَةٍ آمِينَ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ يَا مُجِيبَ السَّائِلِينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ، وَاجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ، وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا، وَجْزِهِمَا عَنِّيْ خَيْرَ الْجَزَاءِ.

وَاغْفِرْ لِمَشَايِخِنَا، وَمُعَلِّمِيْنَا، وَمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا، وَمَنْ وَصَّانَا بِالدُّعَاءِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.

اَللّٰهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِالْإِيْمَانِ، وَاخْتِمْ لَنَا بِالسَّعَادَةِ، وَاخْتِمْ لَنَا بِالْخَيْرِ، وَاجْعَلْ عَاقِبَةَ أَمْرِنَا خَيْرًا، وَاجْعَلْ خَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ، وَاجْعَلْ خَيْرَ أَعْمَالِنَا خَوَاتِيْمَهَا، وَخَيْرَ أَعْمَالِنَا آخِرَهَا.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيْزُ يَا غَفَّارُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ، وَالْـحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ.

 

 

W. Lafal Talbiyah

Kompetensi: Mampu melafalkan dengan benar

 

لَبَّيْكَ اللّٰهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيْكَ لَكَ

 “Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, nikmat, dan kerajaan adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu.”

 

X. Doa Jenazah (Takbir ke-3)

Kompetensi: Mampu menghafal dengan benar

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ

 “Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, sejahterakan dia, maafkanlah dia, muliakan tempat tinggalnya, lapangkan kuburnya, bersihkan dia dengan air, salju, dan embun. Bersihkan dia dari dosa sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran.”

 

Y. Doa Jenazah (Takbir ke-4)

Kompetensi: Mampu menghafal dengan benar

 

اَللّٰهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ، وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ

 “Ya Allah, jangan Engkau haramkan kami dari pahalanya, dan jangan Engkau timpakan fitnah kepada kami sesudahnya, dan ampunilah kami dan dia.”

 

Z. Doa Ziarah/Melewati Makam

Kompetensi: Mampu menghafal dengan benar

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ، مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ، نَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ

 “Semoga keselamatan tercurah atas kalian wahai para penghuni kubur dari kalangan mukminin dan muslimin. Sesungguhnya kami insyaAllah akan menyusul kalian. Kami memohon kepada Allah keselamatan bagi kami dan bagi kalian.”

 

AA. Doa Setelah Adzan

Kompetensi: Mampu menghafal dengan benar

 

اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ

 “Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini dan shalat yang akan ditegakkan, berilah Nabi Muhammad kedudukan wasilah dan keutamaan, serta bangkitkanlah beliau pada tempat yang terpuji sebagaimana yang telah Engkau janjikan.”

 

AB. Doa Terhadap Orang Sakit

Kompetensi: Mampu menghafal dengan benar

 

أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيمَ، رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، أَنْ يَشْفِيَكَ
(diulang 7 kali)

 “Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Tuhan ‘Arsy yang agung, agar Dia menyembuhkanmu.”

 

AC. Dzikir & Doa – Asmaul Husna 1–25 beserta artinya

 

Kompetensi: Mampu menghafal dengan benar

No

Lafal Arab

Latin

Arti

1

ٱلرَّحْمَـانُ

Ar-Rahmān

Yang Maha Pengasih

2

ٱلرَّحِيمُ

Ar-Rahīm

Yang Maha Penyayang

3

ٱلْمَلِكُ

Al-Malik

Yang Maha Mirabai

4

ٱلْقُدُّوسُ

Al-Quddūs

Yang Maha Suci

5

ٱلسَّلَامُ

As-Salām

Yang Maha Memberi Kesejahteraan

6

ٱلْمُؤْمِنُ

Al-Mu’min

Yang Maha Memberi Keamanan

7

ٱلْمُهَيْمِنُ

Al-Muhaimin

Yang Maha Memelihara

8

ٱلْعَزِيزُ

Al-‘Azīz

Yang Maha Perkasa

9

ٱلْجَبَّارُ

Al-Jabbār

Yang Maha Kuasa

10

ٱلْمُتَكَبِّرُ

Al-Mutakabbir

Yang Maha Megah

11

ٱلْخَالِقُ

Al-Khāliq

Yang Maha Pencipta

12

ٱلْبَارِئُ

Al-Bāri’

Yang Maha Membuat

13

ٱلْمُصَوِّرُ

Al-Muṣawwir

Yang Maha Membentuk Rupa

14

ٱلْغَفَّارُ

Al-Ghaffār

Yang Maha Pengampun

15

ٱلْقَهَّارُ

Al-Qahhār

Yang Maha Menundukkan

16

ٱلْوَهَّابُ

Al-Wahhāb

Yang Maha Pemberi Karunia

17

ٱلرَّزَّاقُ

Ar-Razzāq

Yang Maha Pemberi Rezeki

18

ٱلْفَتَّاحُ

Al-Fattā

Yang Maha Pembuka Rahmat

19

ٱلْعَلِيمُ

Al-‘Alīm

Yang Maha Mengetahui

20

ٱلْقَابِضُ

Al-Qābi

Yang Maha Menyempitkan Rezeki

21

ٱلْبَاسِطُ

Al-Bāsi

Yang Maha Melapangkan Rezeki

22

ٱلْخَافِضُ

Al-Khāfi

Yang Maha Merendahkan

23

ٱلرَّافِعُ

Ar-Rāfi’

Yang Maha Meninggikan

24

ٱلْمُعِزُّ

Al-Mu‘izz

Yang Maha Memuliakan

25

ٱلْمُذِلُّ

Al-Mudhill

Yang Maha Menghinakan

harap berkomentar dengan bahasa yang baik dan sopan

0 Komentar