BAB
III
SKUA KELAS 10
1. Tabel Tagihan Kelas 10 Semester 1
STANDAR KECAKAPAN UBUDIYAH DAN AKHLAKUL KARIMAH
NAMA :
_____________________________________________________________
NIS/ NISN :
_____________________________________________________________
KELAS : X - Semester Ganjil
MADRASAH
: MA Al-Hidayah Kuantan Singingi
TAHUN PELAJARAN :
_____________________________________________________________
No |
Bidang Kompetensi |
Materi Tagihan |
Kompetensi |
Nilai |
Paraf Guru Pembimbing |
1 |
Al-Qur'an |
Cara mencari surat dan
ayat dalam Al-Qur'an |
Mampu mempraktikkan
dengan benar |
||
2 |
Al-Qur'an |
QS. Al-Fatihah |
Mampu menghafal dengan
baik dan tartil |
||
3 |
Al-Qur'an |
QS. An-Nas |
Mampu menghafal dengan
baik dan tartil |
||
4 |
Al-Qur'an |
QS. Al-Falaq |
Mampu menghafal dengan
baik dan tartil |
||
5 |
Al-Qur'an |
QS. Al-Ikhlash |
Mampu menghafal dengan
baik dan tartil |
||
6 |
Al-Qur'an |
QS. Al-Lahab |
Mampu menghafal dengan
baik dan tartil |
||
7 |
Al-Qur'an |
QS. An-Nashr |
Mampu menghafal dengan
baik dan tartil |
||
8 |
Al-Qur'an |
QS. Al-Kafirun |
Mampu menghafal dengan
baik dan tartil |
||
9 |
Al-Qur'an |
QS. Al-Kautsar |
Mampu menghafal dengan
baik dan tartil |
||
10 |
Al-Qur'an |
QS. Al-Ma'un |
Mampu menghafal dengan
baik dan tartil |
||
11 |
Al-Qur'an |
QS. Al-Quraisy |
Mampu menghafal dengan
baik dan tartil |
||
12 |
Al-Qur'an |
QS. Al-Fiel |
Mampu menghafal dengan
baik dan tartil |
||
13 |
Al-Qur'an |
QS. Al-Humazah |
Mampu menghafal dengan
baik dan tartil |
||
14 |
Al-Qur'an |
QS. Al-Ashr |
Mampu menghafal dengan
baik dan tartil |
||
15 |
Al-Qur'an |
QS. At-Takatsur |
Mampu menghafal dengan
baik dan tartil |
||
16 |
Al-Qur'an |
QS. Al-Qari’ah |
Mampu menghafal dengan
baik dan tartil |
||
17 |
Aqidah dan Akhlak |
Adab belajar / menuntut
ilmu |
Mampu menjelaskan dan
mempraktikkan |
||
18 |
Aqidah dan Akhlak |
Adab terhadap orang tua |
Mampu menjelaskan dan
mempraktikkan |
||
19 |
Aqidah dan Akhlak |
Adab menjenguk orang
sakit |
Mampu menjelaskan dan
mempraktikkan |
||
20 |
Aqidah dan Akhlak |
Adab takziah |
Mampu menjelaskan dan
mempraktikkan |
||
21 |
Aqidah dan Akhlak |
Adab ziarah kubur |
Mampu menjelaskan dan
mempraktikkan |
||
22 |
Fikih |
Niat zakat |
Mampu melafalkan dengan
benar |
||
23 |
Fikih |
Niat haji dan umrah |
Mampu melafalkan dengan
benar |
||
24 |
Fikih |
Niat menyembelih qurban
& aqiqah |
Mampu melafalkan dengan
benar |
||
25 |
Fikih |
Pendampingan orang
sakaratul maut |
Mampu mempraktikkan
dengan benar |
||
26 |
Fikih |
Tindakan setelah
kematian |
Mampu menjelaskan dan
mempraktikkan |
||
27 |
Fikih |
Cara memandikan jenazah |
Mampu mempraktikkan
dengan benar |
||
28 |
Fikih |
Cara mengkafani jenazah |
Mampu mempraktikkan
dengan benar |
||
29 |
Fikih |
Cara menshalatkan
jenazah |
Mampu mempraktikkan
dengan benar |
||
30 |
Fikih |
Cara mengubur jenazah |
Mampu mempraktikkan
dengan benar |
||
31 |
Dzikir & Doa |
Doa Iftitah |
Mampu menghafal dengan
benar |
||
32 |
Dzikir & Doa |
Doa Ruku’ |
Mampu menghafal dengan
benar |
||
33 |
Dzikir & Doa |
Doa I’tidal |
Mampu menghafal dengan
benar |
||
34 |
Dzikir & Doa |
Doa Qunut |
Mampu menghafal dengan
benar |
||
35 |
Dzikir & Doa |
Dzikir & doa ba’da
shalat fardlu |
Mampu menghafal dengan
benar |
||
36 |
Dzikir & Doa |
Lafal talbiyah |
Mampu melafalkan dengan
benar |
||
37 |
Dzikir & Doa |
Doa jenazah (takbir
ke-3) |
Mampu menghafal dengan
benar |
||
38 |
Dzikir & Doa |
Doa jenazah (takbir
ke-4) |
Mampu menghafal dengan
benar |
||
39 |
Dzikir & Doa |
Doa ziarah/melewati
makam |
Mampu menghafal dengan
benar |
||
40 |
Dzikir & Doa |
Doa setelah adzan |
Mampu menghafal dengan
benar |
||
41 |
Dzikir & Doa |
Doa terhadap orang sakit |
Mampu menghafal dengan
benar |
||
42 |
Dzikir & Doa |
Asmaul Husna 1–25
beserta artinya |
Mampu menghafal dengan
benar |
BERITA ACARA PENYELESAIAN TAGIHAN KOMPETENSI
Pada hari ini, _________________________,
telah dilaksanakan penyelesaian Tagihan Standar Kompetensi Ubudiyah dan
Akhlakul Karimah (SKUA) oleh siswa
kelas X semester ganjil di MA Al Hidayah Kuantan Singingi.
Siswa yang bersangkutan
telah menyelesaikan seluruh tagihan kompetensi dengan nilai sebagai berikut:
No |
Bidang Kompetensi |
Persentase Capaian |
1 |
Al-Qur’an |
|
2 |
Aqidah dan Akhlak |
|
3 |
Fikih (Kaifiyah) |
|
4 |
Dzikir dan Doa |
|
Catatan / Rekomendasi Wali Kelas:
Siswa menunjukkan semangat
belajar yang tinggi dan konsisten dalam menyelesaikan seluruh materi dengan
sangat baik. Disarankan untuk terus mempertahankan hafalan dan praktik ibadah
sehari-hari.
Demikian berita acara ini dibuat
dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Kuantan
Singingi, _____________________
Mengetahui, Wali Kelas,
a.n. Kepala madrasah,
Waka Kesiswaan,
______________________ _______________________
2. Materi Skua Kelas 10 Semester 1
A. Cara Mencari Surat dan Ayat dalam Al-Qur'an
Tujuan
Pembelajaran:
Siswa
mampu memahami dan mempraktikkan cara mencari surat dan ayat dalam Al-Qur'an
secara mandiri dan benar, baik menggunakan mushaf standar maupun mushaf dengan
terjemah.
A. Penjelasan Materi
Al-Qur’an
terdiri dari:
·
114 Surat
·
6.236 Ayat
·
30 Juz
·
60 Hizb
Setiap
surat memiliki nama surat, nomor surat, jumlah ayat, dan urutan dalam mushaf.
Untuk menemukan suatu ayat atau surat, siswa harus memahami struktur mushaf.
1.
Mengenal Bagian Mushaf Al-Qur’an
·
Daftar isi di awal mushaf menunjukkan:
§ Nama surat
§ Nomor surat
§ Halaman pertama surat
·
Nomor Surat: Letaknya di awal surat (biasanya ditulis besar, misal:
Surat ke-18 – Al-Kahfi)
·
Nomor Ayat: Ditandai dengan angka kecil dalam lingkaran di akhir setiap
ayat
·
Penanda Juz: Biasanya di sisi atas halaman dengan tulisan seperti: Juz
2, Juz 10, dst.
B. Langkah-Langkah Mencari Surat dan Ayat
Misalnya:
Mencari QS. Al-Baqarah ayat 2
Langkah:
·
Buka daftar isi → cari “Al-Baqarah” → lihat nomor halaman
·
Buka halaman tersebut → cari nomor ayat dalam lingkaran kecil
·
Tandai ayat tersebut dan baca
3.
Contoh Latihan:
No |
Perintah
Pencarian |
Langkah |
1 |
Cari
QS. Al-Furqan ayat 63 |
Buka
daftar isi → cari Al-Furqan → temukan ayat 63 |
2 |
Temukan
QS. Luqman ayat 12 |
Temukan
surat Luqman → lihat ayat ke-12 |
3 |
Cari
QS. Al-Mulk ayat 15 |
Cari
di daftar isi → buka halaman → cari ayat 15 |
B. Kegiatan Praktik
Metode:
·
Siswa dibagi berpasangan
·
Guru memberikan perintah: “Cari surat Al-Mumtahanah ayat 8!”
·
Siswa berlomba mencari secara cepat dan benar
·
Siswa membaca ayat secara tartil
Penilaian:
✔
Kecepatan mencari
✔
Ketepatan menemukan surat dan ayat
✔
Ketepatan membaca ayat
C. Nilai Karakter yang Ditanamkan
·
Teliti dan disiplin
·
Semangat belajar Al-Qur’an
·
Cinta terhadap kitab suci
C. Surat Al Fatikhah - Surat Al Qori’ah
Surat Al Fatikhah
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ١
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ٢ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ٣ مٰلِكِ
يَوْمِ الدِّيْنِۗ ٤ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ ٥ اِهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ٦ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ
غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ ٧
Surat An-nas
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ
النَّاسِۙ ١ مَلِكِ النَّاسِۙ ٢ اِلٰهِ النَّاسِۙ ٣ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ
الْخَنَّاسِۖ ٤ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ ٥ مِنَ الْجِنَّةِ
وَالنَّاسِ ࣖ ٦
Surat Al
Falaq
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ
الْفَلَقِۙ ١ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ ٢ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ ٣
وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ ٤ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ ٥
Surat Al
Ikhlas
قُلْ
هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ ١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ ٣
وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ ٤
Surat Al
Lahab
تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ ١ مَآ
اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ ٢ سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ ٣
وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ ٤ فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ ࣖ ٥
Surat An
Nashr
اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ ١
وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ ٢ فَسَبِّحْ
بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا ࣖ
٣
Surat Al
kafirun
قُلْ
يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ ١ لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ ٢ وَلَآ اَنْتُمْ
عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ ٣ وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ ٤ وَلَآ
اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ ٥ لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ ٦
Surat Al
Kautsar
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ
الْكَوْثَرَۗ ١ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ ٢ اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ ٣
Surat Al
Ma’un
اَرَءَيْتَ
الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ ١ فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ ٢
وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ ٣ فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ ٤
الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ ٥ الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ ٦
وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ ࣖ ٧
Surat
Quraisy
لِاِيْلٰفِ قُرَيْشٍۙ ١ اٖلٰفِهِمْ رِحْلَةَ
الشِّتَاۤءِ وَالصَّيْفِۚ ٢ فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هٰذَا الْبَيْتِۙ ٣ الَّذِيْٓ
اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ ەۙ وَّاٰمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ ࣖ
٤
Surat Al Fil
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ
الْفِيْلِۗ ١ اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍۙ ٢ وَّاَرْسَلَ
عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ ٣ تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ ٤
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ ࣖ ٥
Surat Al
Humazah
وَيْلٌ
لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ ١ ۨالَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ ٢ يَحْسَبُ
اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ ٣ كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ ٤ وَمَآ
اَدْرٰىكَ مَا الْحُطَمَةُ ۗ ٥ نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ ٦ الَّتِيْ تَطَّلِعُ
عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ ٧ اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ ٨ فِيْ عَمَدٍ
مُّمَدَّدَةٍ ࣖ ٩
Surat Al
Ashr
وَالْعَصْرِۙ
١ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ٢ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا
الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ ٣
Surat At
Takatsur
اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ
١ حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ ٢ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ ٣ ثُمَّ كَلَّا
سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ ٤ كَلَّا لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِۗ ٥
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَۙ ٦ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِۙ ٧ ثُمَّ
لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ ࣖ ٨
urat Al
Qori’ah
اَلْقَارِعَةُۙ
١ مَا الْقَارِعَةُ ۚ ٢ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْقَارِعَةُ ۗ ٣ يَوْمَ يَكُوْنُ
النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوْثِۙ ٤ وَتَكُوْنُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ
الْمَنْفُوْشِۗ ٥ فَاَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِيْنُهٗۙ ٦ فَهُوَ فِيْ عِيْشَةٍ
رَّاضِيَةٍۗ ٧ وَاَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهٗۙ ٨ فَاُمُّهٗ هَاوِيَةٌ ۗ ٩
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا هِيَهْۗ ١٠ نَارٌ حَامِيَةٌ ࣖ ١١
D. Adab
Belajar / Menuntut Ilmu
Kompetensi
Siswa
mampu menjelaskan dan mempraktikkan adab dalam menuntut ilmu secara
benar, sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an, hadis, dan ajaran ulama.
A. Pendahuluan
Menuntut
ilmu adalah ibadah yang sangat mulia. Ilmu menjadi cahaya kehidupan dan jalan
menuju kesuksesan dunia serta kebahagiaan akhirat. Namun, ilmu harus didampingi
dengan adab (tata krama) agar ilmunya bermanfaat dan membawa keberkahan.
B. Dalil Al-Qur’an dan Hadis
1.
Al-Qur’an – QS. Al-Mujadalah: 11
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ
اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا
يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ
اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ
دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ١١
Terjemahan Kemenag
2019
11. Wahai orang-orang yang beriman, apabila
dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,”
(kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha
Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
2.
Hadis Rasulullah SAW: riwayat Ibnu Majah.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ
Artinya: "Menuntut
ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim laki-laki dan perempuan."
C. Adab Menuntut Ilmu
Kitab
Ta’lîm al-Muta’allim karya Imam Al-Zarnuji adalah salah satu rujukan
klasik dalam pendidikan Islam, yang mengajarkan pentingnya adab atau etika
dalam menuntut ilmu. Berikut adalah beberapa adab penting menurut kitab
tersebut:
1. Niat yang Ikhlas
النِّيَّةُ
الْخَالِصَةُ لِلّٰهِ
إِذَا
أَرَدْتَ أَنْ تَتَعَلَّمَ، فَانْوِ بِطَلَبِكَ وَجْهَ اللهِ تَعَالَى،
وَالْعَمَلَ بِعِلْمِكَ، وَإِحْيَاءَ الشَّرِيعَةِ، وَتَنْوِيرَ قَلْبِكَ،
وَتَجْمِيلَ بَاطِنِكَ.
"Jika engkau ingin
belajar, maka niatkanlah karena mencari ridha Allah Ta‘ala, untuk mengamalkan
ilmumu, menghidupkan syariat, menerangi hatimu, dan memperindah batinmu."
Fasal: Bab Niat dalam Belajar
(باب
النِّيّة في حال التعلُّم)
2. Menghormati Guru
تَوْقِيرُ
الْمُعَلِّمِ
مَنْ لَمْ
يُوَقِّرْ أُسْتَاذَهُ لَمْ يُفْلِحْ أَبَدًا.
"Barang
siapa tidak memuliakan gurunya, maka ia tidak akan sukses selama-lamanya."
Fasal: Bab Memuliakan Ilmu dan
Ahlinya (باب
تعظيم العلم وأهله)
3. Disiplin dan Bersungguh-sungguh
الْمُوَاظَبَةُ
وَالِاجْتِهَادُ
عَلَيْكَ
بِالْمُوَاظَبَةِ وَالِاجْتِهَادِ، فَإِنَّ الاِجْتِهَادَ كُلُّهُ خَيْرٌ.
"Wajib
atasmu terus-menerus bersungguh-sungguh, karena sungguh-sungguh itu seluruhnya
adalah kebaikan."
Fasal: Bab Kesungguhan dan
Semangat (باب
الاجتهاد والمواظبة)
4. Menjaga Waktu
حِفْظُ
الْوَقْتِ
وَيَنْبَغِي
أَنْ يَكُونَ تَحْصِيلُهُ فِي صِغَرِهِ، فَإِنَّهُ أَسْرَعُ إِلَى الْحِفْظِ
وَأَبْعَدُ عَنِ النِّسْيَانِ.
"Sebaiknya
seseorang menuntut ilmu sejak muda, karena lebih cepat hafal dan lebih sedikit
lupa."
Fasal: Bab Usia dan Kesiapan
Belajar (باب
السنّ الصالح للتعلُّم)
5. Mengamalkan Ilmu
الْعَمَلُ
بِالْعِلْمِ
العِلْمُ
بِغَيْرِ العَمَلِ كَالشَّجَرِ بِغَيْرِ الثَّمَرِ.
"Ilmu tanpa
amal bagaikan pohon tanpa buah."
Fasal: Bab Mengamalkan Ilmu (باب
العمل بالعلم)
6. Mengulang Pelajaran (Muroja‘ah)
التِّكْرَارُ
مِفْتَاحُ الْحِفْظِ
كَثْرَةُ
التِّكْرَارِ وَالِاهْتِمَامِ سَبَبٌ لِلْحِفْظِ.
"Banyak
mengulang dan perhatian yang sungguh-sungguh adalah sebab kuatnya
hafalan."
Fasal: Bab Sebab-sebab Hafal
dan Lupa (باب
ما يورث الحفظ وما يورث النسيان)
7. Menjaga Adab terhadap Buku dan Ilmu
تَوْقِيرُ
الْكُتُبِ وَالْعِلْمِ
لاَ تَجْعَلِ
الْكِتَابَ فِي الأَرْضِ، وَلاَ تَجْلِسْ عَلَيْهِ.
"Janganlah meletakkan
buku di atas tanah, dan jangan duduk di atasnya."
Fasal: Bab Etika dan Perilaku
terhadap Ilmu (باب آداب المتعلّم)
D. Doa Sebelum dan Sesudah Belajar
1. Membaca Al-Fatihah
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
الْـحَمْدُ لِلّٰهِ
رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۞ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ۞ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ ۞
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ ۞ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ
۞ صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ۞ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ
وَلاَ الضَّآلِّيْنَ
آمِيْن
2. Doa Ridha kepada Allah, Islam, dan Rasulullah
رَضِيتُ بِاللّٰهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِيْنًا،
وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَرَسُوْلًا
"Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku,
dan Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasulku."
3. Doa Memohon Ilmu dan Rezeki
رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا وَارْزُقْنِي فَهْمًا
"Ya Tuhanku, tambahkanlah aku ilmu dan berilah aku rezeki
berupa pemahaman."
· Doa Sesudah Belajar
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
وَالْعَصْرِ ١ إِنَّ
الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ ٢ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ٣
اللَّهُمَّ انْفَعْنَا
بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَعَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَزِدْنَا عِلْمًا،
وَارْزُقْنَا فَهْمًا، وَاجْعَلْ عِلْمَنَا حُجَّةً لَنَا وَلَا تَجْعَلْهُ
حُجَّةً عَلَيْنَا، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
Dengan nama Allah
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Demi masa. Sesungguhnya manusia
benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh, serta saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam
kesabaran.
Ya Allah, berilah
kami manfaat dari ilmu yang telah Engkau ajarkan kepada kami, ajarkanlah kepada
kami ilmu yang bermanfaat, tambahkanlah ilmu kepada kami, anugerahkanlah kepada
kami pemahaman, dan jadikanlah ilmu kami sebagai hujjah (pembela) untuk kami,
jangan Engkau jadikan ia sebagai hujjah yang membinasakan kami. Aamiin ya
Rabbal ‘aalamiin.
E. Contoh Praktik Adab Belajar di Madrasah
§ Datang lebih awal dan berdoa
sebelum belajar.
§ Duduk rapi, mendengarkan guru
dengan penuh perhatian.
§ Bertanya dengan sopan saat ada
yang belum dipahami.
§ Tidak membawa / bermain HP saat
guru menjelaskan.
§ Saling menghormati antar teman
sekelas.
F. Evaluasi Diri
No |
Pertanyaan Refleksi |
Jawaban Siswa (✓/✗) |
1 |
Saya
sudah belajar dengan niat ikhlas karena Allah. |
|
2 |
Saya
menghormati guru dan teman di kelas. |
|
3 |
Saya
menjaga kebersihan saat belajar. |
|
4 |
Saya
mengulang pelajaran di rumah. |
|
5 |
Saya
mengamalkan ilmu yang saya pelajari. |
E. Adab terhadap Orang Tua
Kompetensi Dasar
Siswa
mampu menjelaskan dan mempraktikkan adab terhadap orang tua sesuai tuntunan
syariat Islam.
A. Pendahuluan
Orang
tua adalah sebab keberadaan kita di dunia. Ibu yang mengandung, melahirkan,
menyusui, dan merawat dengan penuh kasih sayang. Ayah bekerja keras memenuhi
kebutuhan keluarga. Maka, menghormati, mencintai, dan berbuat baik kepada orang
tua adalah kewajiban utama setiap anak.
B. Dalil Al-Qur’an dan Hadis
1.
Al-Qur’an – QS. Al-Isra’: 23-24
وَقَضَىٰ
رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا... ۚ
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak...”
فَلَا تَقُلْ
لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
“Maka janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’, dan
janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia.”
وَاخْفِضْ
لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا
رَبَّيَانِى صَغِيرًا
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang, dan
ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, sayangilah mereka keduanya sebagaimana mereka telah
menyayangiku di waktu kecil.’”
2.
Hadis Nabi SAW:
"رِضَا
اللّٰهِ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسَخَطُ اللّٰهِ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ"
“Keridhaan Allah tergantung pada keridhaan orang tua, dan murka Allah
tergantung pada murka orang tua.” (HR. Tirmidzi)
C. Bentuk Adab kepada Orang Tua
1.
Bersikap lembut dan santun dalam berbicara.
o Hindari kata-kata kasar, keras,
atau membentak.
o Gunakan suara yang lembut dan
ucapan yang sopan.
2.
Mendengarkan nasihat dan perintah orang tua.
o Jangan menyela saat orang tua
berbicara.
o Laksanakan perintah dengan ikhlas
dan penuh hormat.
3.
Membantu pekerjaan orang tua di rumah.
o Meringankan beban orang tua
dengan membantu pekerjaan rumah tangga.
4.
Berdoa untuk kedua orang tua.
o Membiasakan membaca doa:
رَبِّ اغْفِرْ
لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan sayangilah mereka
sebagaimana mereka menyayangiku sejak kecil.”
5.
Tidak membantah atau mengeluh.
o Menerima teguran orang tua dengan
sabar dan rendah hati.
6.
Menjaga nama baik orang tua.
o Tidak melakukan hal-hal yang
memalukan atau mencemarkan nama baik keluarga.
7.
Berbakti walaupun orang tua telah wafat.
o Mendoakan mereka, melaksanakan
wasiatnya, dan menyambung silaturahim dengan keluarga dan sahabat mereka.
D. Contoh Praktik Adab kepada Orang Tua
§ Memberi salam ketika pulang ke
rumah.
§ Mencium tangan ibu dan ayah saat
berangkat sekolah.
§ Mengerjakan pekerjaan rumah tanpa
disuruh.
§ Menerima nasihat orang tua tanpa
membantah.
§ Menjaga sopan santun di hadapan
orang tua.
E. Evaluasi Diri
No |
Pernyataan Refleksi |
✓ / ✗ |
1 |
Saya
berbicara sopan kepada orang tua. |
|
2 |
Saya
membantu pekerjaan orang tua di rumah. |
|
3 |
Saya
mendengarkan dan melaksanakan nasihat orang tua. |
|
4 |
Saya
mendoakan orang tua setiap hari. |
|
5 |
Saya
berusaha tidak membuat orang tua kecewa. |
F. Adab Menjenguk Orang Sakit
Kompetensi Dasar
Siswa
mampu menjelaskan dan mempraktikkan adab menjenguk orang sakit sesuai ajaran
Islam.
A. Pendahuluan
Menjenguk
orang sakit (ʿiyādat al-marīḍ) adalah salah satu bentuk kepedulian dan kasih sayang
terhadap sesama. Dalam ajaran Islam, menjenguk orang sakit termasuk amal saleh
yang besar pahalanya dan mendatangkan keberkahan.
B. Dalil Al-Qur’an dan
Hadis
1.
Hadis Qudsi
إِنَّ اللَّهَ
عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: يَا ابْنَ آدَمَ، مَرِضْتُ فَلَمْ
تَعُدْنِي، قَالَ: يَا رَبِّ، كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ؟
قَالَ: أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلَانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ؟ أَمَا
عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ؟
"Sesungguhnya Allah
Azza wa Jalla berfirman pada hari kiamat: Wahai anak Adam! Aku sakit tetapi
kamu tidak menjenguk-Ku. Orang itu berkata: Wahai Tuhanku, bagaimana aku bisa
menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan seluruh alam? Allah berfirman: Tidakkah
engkau tahu bahwa hamba-Ku si Fulan sedang sakit, tetapi engkau tidak
menjenguknya? Tidakkah engkau tahu, jika engkau menjenguknya, engkau akan
mendapati Aku di sisinya?" (HR. Muslim)
2.
Hadis Nabi ﷺ:
مَنْ عَادَ
مَرِيضًا لَمْ يَزَلْ فِي خُرْفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ
“Barangsiapa menjenguk orang sakit, ia akan terus berada dalam taman
surga hingga ia kembali.” (HR. Muslim)
C. Adab Menjenguk Orang Sakit
1.
Niat karena Allah SWT.
o Menjenguk bukan hanya formalitas
sosial, tapi bentuk ibadah dan amal baik.
2.
Mengucapkan salam dan mendoakan kesembuhan.
Doa
"اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، أَذْهِبِ الْبَأْسَ، اشْفِ أَنتَ الشَّافِي،
لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاءَكَ، شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا"
"Ya Allah, Tuhan seluruh umat manusia,
hilangkanlah penyakit ini, sembuhkanlah dia, karena Engkaulah yang Maha
Penyembuh, tidak ada kesembuhan selain dari kesembuhan-Mu, kesembuhan yang
tidak meninggalkan penyakit." Hadis tersebut dapat ditemukan dalam riwayat
berikut: Sahih Muslim: Hadis no. 2191
1.
Bersikap sopan dan menenangkan hati pasien.
o Jangan terlalu lama menjenguk
agar pasien bisa beristirahat.
o Hindari percakapan yang membuat
pasien sedih atau cemas.
2.
Membawa sesuatu yang bermanfaat.
o Seperti buah tangan atau makanan
yang disukai pasien, jika memungkinkan.
3.
Memberikan semangat dan motivasi.
o Ceritakan hal-hal positif dan
semangat agar pasien tetap optimis.
4.
Tidak memaksakan kunjungan jika pasien sedang tidak ingin diganggu.
o Hormati privasi dan kondisi
pasien.
D. Contoh Praktik Adab Menjenguk Orang Sakit
·
Mengucapkan salam: Assalamu’alaikum, bagaimana kabarnya?
·
Duduk dengan tenang, tidak ramai dan berisik.
·
Membacakan doa kesembuhan.
·
Memberi semangat: “Insya Allah cepat sembuh ya, semangat terus.”
·
Meninggalkan tempat dengan sopan setelah beberapa saat.
E. Evaluasi Diri
No |
Pernyataan Refleksi |
✓ / ✗ |
1 |
Saya
menjenguk teman atau keluarga yang sakit. |
|
2 |
Saya
mendoakan kesembuhan ketika menjenguk. |
|
3 |
Saya
menjaga sopan santun saat menjenguk. |
|
4 |
Saya
memberi semangat kepada yang sakit. |
G. Adab
Takziah
Kompetensi
Dasar
Siswa
mampu menjelaskan dan mempraktikkan adab takziah sesuai tuntunan Islam.
A. Pendahuluan
Takziah
berarti menyampaikan rasa belasungkawa atau turut berduka cita kepada keluarga
yang sedang ditimpa musibah, khususnya wafatnya seseorang. Islam sangat
menganjurkan umatnya untuk saling menguatkan dan menghibur dalam menghadapi
ujian, karena musibah kematian adalah bagian dari takdir Allah yang harus
diterima dengan sabar dan ikhlas.
B. Dalil Al-Qur’an dan Hadis
1.
Al-Qur’an:
كُلُّ نَفْسٍ
ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ
وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
(Artinya: "Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami
akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan; dan hanya
kepada Kami kamu dikembalikan.")
(QS. Al-Anbiya: 35)
2.
Hadis Rasulullah ﷺ:
مَا مِنْ
مُؤْمِنٍ يُعَزِّي أَخَاهُ بِمُصِيبَةٍ إِلَّا كَسَاهُ اللّٰهُ مِنْ حُلَلِ
الْكَرَامَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Tidaklah seorang mukmin memberikan takziah kepada saudaranya
yang tertimpa musibah, melainkan Allah akan memakaikannya pakaian kemuliaan
pada hari kiamat."
(HR. Ibnu Majah)
C. Adab Saat Takziah
1.
Niat karena Allah SWT
o Memberi takziah dengan niat
ibadah dan menghibur sesama muslim.
2.
Menyampaikan ucapan belasungkawa yang baik dan menenangkan.
o Contoh ucapan:
إِنَّا
لِلّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
"Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali."
o Atau ucapan lainnya:
أَعْظَمَ
اللّٰهُ أَجْرَكُمْ وَأَحْسَنَ عَزَاءَكُمْ وَغَفَرَ لِمَيِّتِكُمْ
"Semoga Allah memperbesar pahalamu, memperbaiki belasungkawamu,
dan mengampuni orang yang meninggal dari keluargamu."
3.
Tidak menangis berlebihan atau meratap.
o Islam melarang niyahah (meratap
berlebihan), karena menunjukkan ketidaksabaran terhadap takdir Allah.
4.
Mendoakan keluarga yang ditinggal agar diberi ketabahan.
o Mendoakan almarhum/almarhumah
agar mendapatkan ampunan dan rahmat Allah.
5.
Menunjukkan empati dengan membantu kebutuhan keluarga yang berduka.
o Misalnya: membawa makanan,
membantu di rumah duka, atau membantu proses pemakaman jika diperlukan.
6.
Berpakaian sopan dan berperilaku tenang.
o Tidak bersenda gurau atau membuat
kegaduhan saat takziah.
D. Contoh Praktik Adab Takziah
·
Mengunjungi rumah duka dengan sopan.
·
Mengucapkan “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, semoga Allah
mengampuninya dan memberi ketabahan bagi keluarga yang ditinggal.”
·
Duduk dan berbicara dengan penuh empati, tidak banyak bertanya atau
membahas hal yang tidak perlu.
·
Mendoakan almarhum setelah takziah.
E. Evaluasi Diri
No |
Pernyataan Refleksi |
✓ / ✗ |
1 |
Saya
pernah melakukan takziah kepada teman/keluarga yang berduka. |
|
2 |
Saya
menyampaikan ucapan belasungkawa dengan doa yang baik. |
|
3 |
Saya
tidak bersikap berlebihan saat berduka. |
|
4 |
Saya
mendoakan dan membantu keluarga yang sedang mengalami musibah. |
H. Adab Ziarah Kubur
Kompetensi Dasar
Siswa
mampu menjelaskan dan mempraktikkan adab ziarah kubur sesuai tuntunan syariat
Islam.
A. Pendahuluan
Ziarah
kubur merupakan salah satu amalan yang dianjurkan dalam Islam. Tujuan dari
ziarah kubur adalah untuk mengingat kematian, mendoakan orang yang telah wafat,
serta mempertebal keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Rasulullah ﷺ telah mencontohkan dan mengajarkan umatnya
tentang adab ketika berziarah ke makam.
B. Dalil Al-Qur’an dan Hadis
1.
Hadis Rasulullah ﷺ:
كُنْتُ
نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ، أَلَا فَزُورُوهَا، فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ
الْمَوْتَ
"Dulu aku melarang kalian berziarah kubur, sekarang berziarahlah
karena ziarah itu dapat mengingatkan kalian pada kematian."
(HR. Muslim)
2.
Doa saat ziarah kubur:
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ، مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَإِنَّا
إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ، نَسْأَلُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُمُ
الْعَافِيَةَ
"Keselamatan atas kalian wahai penghuni kubur dari kaum mukminin
dan muslimin. Kami, insya Allah, akan menyusul kalian. Kami memohon keselamatan
untuk kami dan untuk kalian."
(HR. Muslim)
C. Tujuan Ziarah Kubur
§ Mengingat kematian sebagai
pengingat akhirat.
§ Mendoakan orang yang telah wafat.
§ Menumbuhkan kesadaran akan
kefanaan dunia.
§ Menambah ketakwaan dan keimanan.
§ Menjaga hubungan silaturahmi
dengan keluarga yang telah wafat.
D. Adab Ziarah Kubur
1.
Niat yang lurus karena Allah SWT, bukan untuk mencari keberkahan dari
kuburan.
2.
Berpakaian sopan dan menjaga ketenangan.
3.
Masuk ke area makam dengan membaca salam.
4.
Tidak duduk, menginjak, atau berjalan di atas kuburan.
5.
Tidak menangis berlebihan atau meratap.
6.
Tidak melakukan amalan yang bertentangan dengan syariat seperti
meminta-minta kepada ahli kubur.
7.
Mendoakan ahli kubur dengan doa yang sesuai tuntunan.
8.
Menghindari perbuatan bid'ah atau kesyirikan.
9.
Tidak menjadikan ziarah kubur sebagai tempat rekreasi atau pamer.
E. Doa untuk Orang yang Telah Wafat
اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لَهُ، وَارْحَمْهُ، وَعَافِهِ، وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ،
وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ...
(Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia dan
maafkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskan kuburnya, dan bersihkan
dia dengan air, salju, dan embun…)
(HR. Muslim)
F. Contoh Praktik Adab Ziarah Kubur
·
Menentukan waktu ziarah (misal: Jumat pagi).
·
Membaca surat pendek seperti Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas,
dan Yasin.
·
Membaca doa ziarah dengan tenang.
·
Meninggalkan area makam dengan penuh ketenangan.
G. Evaluasi Diri
No |
Pernyataan Refleksi |
✓ / ✗ |
1 |
Saya
mengetahui adab saat berziarah kubur. |
|
2 |
Saya
tidak melakukan hal yang bertentangan dengan ajaran Islam saat ziarah. |
|
3 |
Saya
membaca doa-doa sesuai sunnah saat ziarah. |
|
4 |
Saya
memahami bahwa ziarah kubur mengingatkan saya pada kematian. |
I.
Niat Zakat
Kompetensi Dasar
Siswa
mampu melafalkan niat zakat dengan benar sesuai tuntunan syariat Islam.
A. Pengantar Materi
Zakat
merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang
telah memenuhi syarat. Agar zakat sah secara syar'i, maka salah satu syarat
utamanya adalah niat yang ikhlas karena Allah SWT. Niat ini menjadi
pembeda antara amal ibadah dan perbuatan biasa.
B. Dalil Tentang Niat
إِنَّمَا
الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
"Sesungguhnya segala amal itu tergantung pada niatnya, dan
sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang
diniatkannya."
(HR. Bukhari dan Muslim)
C. Jenis-Jenis Zakat
1.
Zakat Fitrah: Zakat yang
dikeluarkan pada bulan Ramadan menjelang Idulfitri.
2.
Zakat Mal: Zakat yang
dikeluarkan dari harta kekayaan seperti emas, perak, hasil pertanian,
perdagangan, ternak, dan lain-lain.
D. Lafal Niat Zakat
1.
Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri:
نَوَيْتُ أَنْ
أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَن نَفْسِي فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
"Saya niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri fardhu
karena Allah Ta’ala."
2.
Niat Zakat Fitrah untuk Orang Lain (Misalnya: Anak/Istri):
نَوَيْتُ أَنْ
أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ (فُلَانٍ) فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
"Saya niat mengeluarkan zakat fitrah untuk (nama orang yang
diwakili) fardhu karena Allah Ta’ala."
3.
Niat Zakat Mal:
نَوَيْتُ أَنْ
أُخْرِجَ زَكَاةَ الْمَالِ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى
"Saya niat mengeluarkan zakat mal fardhu karena Allah
Ta’ala."
E. Waktu Berniat
Niat
dilakukan saat mengeluarkan zakat atau ketika menyerahkannya kepada amil zakat.
Niat cukup di dalam hati, tetapi sangat baik jika dilafalkan untuk membantu
kekhusyukan niat.
F. Contoh Praktik
Siswa
diminta melafalkan niat zakat fitrah dan zakat mal secara bergiliran dengan
benar, jelas, dan fasih sesuai contoh di atas. Guru membimbing pelafalan secara
langsung.
G. Refleksi Siswa
No |
Pernyataan Refleksi |
✓ / ✗ |
1 |
Saya
mengetahui pentingnya niat dalam zakat. |
|
2 |
Saya
dapat melafalkan niat zakat fitrah dengan benar. |
|
3 |
Saya
dapat membedakan niat zakat fitrah dan zakat mal. |
|
|
|
|
J.
Niat Haji dan Umrah
Kompetensi
Dasar
Siswa
mampu melafalkan niat haji dan umrah dengan benar sesuai dengan syariat
Islam.
A. Pengantar Materi
Haji
dan umrah merupakan ibadah yang sangat istimewa dalam Islam. Kedua ibadah ini
memiliki tata cara pelaksanaan yang diawali dengan niat ihram, yaitu
niat untuk memulai haji atau umrah saat berada di miqat (tempat mulai ihram).
Niat ini adalah rukun utama yang menentukan sahnya ibadah tersebut.
B. Dalil Tentang Niat
إِنَّمَا
الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
"Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya."
(HR. Bukhari dan Muslim)
C. Lafal Niat Haji dan Umrah
Lafal
Niat Haji:
1. Niat Haji Ifrad:
نَوَيْتُ أَنْ أُحْرِمَ بِالْحَجِّ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya: "Saya niat untuk berihram untuk
haji, sebagai kewajiban karena Allah Ta'ala."
2. Niat Haji Qiran:
نَوَيْتُ أَنْ أُحْرِمَ بِالْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَرْضًا
لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya: "Saya niat untuk berihram untuk haji
dan umrah, sebagai kewajiban karena Allah Ta'ala."
3. Niat Haji Tamattu':
نَوَيْتُ أَنْ أُحْرِمَ بِالْعُمْرَةِ ثُمَّ أَحْجُ فَرْضًا
لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya: "Saya niat untuk berihram untuk
umrah, kemudian haji, sebagai kewajiban karena Allah Ta'ala."
2.
Lafal Niat Umrah:
لَبَّيْكَ
عُمْرَةً
"Aku penuhi panggilan-Mu untuk berumrah."
Atau lengkapnya:
نَوَيْتُ
الْعُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهَا لِلّٰهِ تَعَالَى، لَبَّيْكَ اللّٰهُمَّ عُمْرَةً
"Aku niat umrah dan berihram karena Allah Ta’ala. Aku sambut
panggilan-Mu ya Allah, untuk umrah."
D. Catatan Penting
·
Niat ini dilakukan di miqat dan langsung masuk dalam keadaan
ihram.
·
Setelah niat, jamaah membaca talbiyah:
لَبَّيْكَ
اللّٰهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ
وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيْكَ لَكَ
"Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, tiada sekutu bagi-Mu. Segala
pujian, nikmat, dan kerajaan adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu."
E. Contoh Praktik
Siswa
diminta untuk melafalkan niat haji dan umrah serta talbiyah secara berurutan
dan fasih, dipandu langsung oleh guru.
F. Refleksi Siswa
No |
Pernyataan Refleksi |
✓ / ✗ |
1 |
Saya
memahami pentingnya niat dalam ibadah haji dan umrah. |
|
2 |
Saya
dapat melafalkan niat haji dan umrah dengan benar. |
|
3 |
Saya
dapat membaca talbiyah dengan fasih. |
K. Niat Menyembelih Qurban dan Aqiqah
Kompetensi Dasar
Siswa
mampu melafalkan niat menyembelih qurban dan aqiqah dengan benar sesuai syariat
Islam.
A. Pengantar Materi
Qurban
dan aqiqah adalah dua ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Qurban
dilakukan pada Hari Raya Idul Adha dan hari tasyrik (11,12,13 Dzulhijjah),
sementara aqiqah dilakukan sebagai bentuk syukur atas kelahiran anak.
Setiap
ibadah harus diawali dengan niat, termasuk saat menyembelih hewan qurban dan
aqiqah.
B. Dalil Tentang Niat dan Penyembelihan
إِنَّمَا
الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
"Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya."
(HR. Bukhari dan Muslim)
فَصَلِّ
لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
"Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berqurbanlah."
(QS. Al-Kautsar: 2)
C. Lafal Niat Menyembelih Qurban
بِسْمِ
اللّٰهِ، اَللّٰهُ أَكْبَرُ، هٰذِهِ مِنْكَ وَلَكَ، اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنِّي
"Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, (sembelihan) ini dari-Mu
dan untuk-Mu. Ya Allah, terimalah dariku."
Jika menyembelih untuk orang lain (atas nama orang lain):
اللَّهُمَّ
تَقَبَّلْ مِنْهُ (nama orang), بِسْمِ
اللّٰهِ، اَللّٰهُ أَكْبَرُ، هٰذِهِ عَن
"Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, (sembelihan) ini atas nama
(nama orang), ya Allah terimalah darinya."
D. Lafal Niat Menyembelih Aqiqah
(nama anak)
بِسْمِ اللّٰهِ، اَللّٰهُ أَكْبَرُ، هٰذِهِ عَقِيْقَةٌ عَنْ
"Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, ini adalah aqiqah dari
(nama anak).
Contoh:
بِسْمِ
اللّٰهِ، اَللّٰهُ أَكْبَرُ، هٰذِهِ عَقِيْقَةٌ عَنْ أَحْمَد
"Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, ini adalah aqiqah dari Ahmad."
E. Catatan Penting
§ Niat boleh dilafalkan oleh orang
yang menyembelih atau orang yang mewakilkan.
§ Penyembelihan dilakukan dengan
membaca basmalah dan takbir, kemudian diiringi niat sesuai ibadahnya.
F. Praktik Pembelajaran
Siswa
diminta mempraktikkan pelafalan niat secara berulang hingga fasih, dengan
bimbingan guru.
G. Refleksi Siswa
No |
Pernyataan Refleksi |
✓ / ✗ |
1 |
Saya
memahami perbedaan niat qurban dan aqiqah. |
|
2 |
Saya
mampu melafalkan niat qurban dengan benar. |
|
3 |
Saya
mampu melafalkan niat aqiqah dengan benar. |
L. Pendampingan Orang Sakaratul Maut
Kompetensi Dasar
Siswa
mampu memahami dan mempraktikkan pendampingan orang yang sedang sakaratul maut
sesuai tuntunan syariat Islam.
A. Pengantar Materi
Sakaratul
maut adalah kondisi ketika ruh seseorang akan dicabut dari jasadnya. Saat itu,
sangat dianjurkan bagi orang-orang di sekitarnya untuk memberikan pendampingan
secara ruhaniyah dan penuh kasih sayang. Islam telah mengajarkan beberapa adab
dan doa yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi ini agar seseorang bisa
wafat dalam keadaan husnul khatimah (akhir yang baik).
B. Dasar Hukum
1.
Firman Allah SWT:
كُلُّ نَفْسٍ
ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
"Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati."
(QS. Ali ‘Imran: 185)
2.
Hadis Nabi ﷺ:
لَقِّنُوا
مَوْتَاكُمْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ
"Talqinkanlah orang yang akan meninggal di antara kalian dengan
kalimat Laa ilaaha illallah."
(HR. Muslim)
C. Adab dan Tata Cara Pendampingan Orang Sakaratul Maut
1.
Membimbing agar mengucap kalimat tauhid (لا إِلٰهَ إِلَّا
اللهُ) secara lembut dan berulang.
2.
Mendoakan dan memperbanyak zikir di dekat orang yang sedang sakaratul
maut.
3.
Membacakan Surah Yasin di dekatnya untuk memberikan ketenangan.
4.
Tidak menangis dengan suara keras, agar tidak mengganggu kondisi ruhani
orang yang sedang menghadapi ajal.
5.
Memiringkan tubuhnya ke arah kiblat jika memungkinkan.
6.
Memberikan air minum atau membasahi bibirnya jika diperlukan, namun
harus berhati-hati.
7.
Menciptakan suasana yang tenang dan penuh keimanan, jauh dari hal-hal
yang membuat gelisah.
D. Praktik Lafal Talqin
لَا إِلٰهَ
إِلَّا اللهُ، مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ
"Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah
utusan Allah."
Talqin
ini dibacakan dengan suara lembut agar bisa diikuti oleh orang yang sedang
sakaratul maut tanpa memaksanya, atau dengan kalimat yang lebih pendek seperti
kalimat Allah, Allah.
E. Praktik Pembelajaran
·
Guru memberikan simulasi cara mendampingi orang yang sakaratul maut.
·
Siswa mempraktikkan bergiliran secara berpasangan, satu sebagai
pendamping, satu sebagai simulasi pasien.
·
Evaluasi dilakukan melalui penilaian sikap, keterampilan, dan
pelafalan.
F. Refleksi Siswa
No |
Pernyataan Refleksi |
✓ / ✗ |
1 |
Saya
tahu adab dalam mendampingi orang sakaratul maut. |
|
2 |
Saya
mampu mempraktikkan talqin dengan lembut dan tepat. |
|
3 |
Saya
memahami pentingnya menjaga ketenangan saat mendampingi orang menjelang ajal. |
M. Tindakan Setelah Kematian
Kompetensi: Mampu menjelaskan
dan mempraktikkan tindakan yang dilakukan setelah kematian seseorang sesuai
tuntunan Islam.
A. Pengantar Materi
Kematian
merupakan suatu kepastian yang akan dialami oleh setiap makhluk hidup. Islam
mengajarkan kepada umatnya untuk memuliakan jenazah sejak seseorang meninggal
dunia hingga proses penguburannya. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim
untuk mengetahui tindakan-tindakan yang harus dilakukan setelah kematian.
B. Tindakan Setelah Kematian Menurut Syariat Islam
Berikut
adalah tindakan-tindakan yang perlu dilakukan setelah seseorang wafat:
1.
Menutup mata jenazah
o Nabi ﷺ bersabda:
"Jika salah seorang dari kalian meninggal dunia, maka tutuplah
matanya." (HR. Muslim)
2.
Mendoakan dan memohonkan ampunan bagi jenazah
o Doa yang dianjurkan:
اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ
“Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia, dan
maafkanlah dia.”
3.
Menyegerakan proses pengurusan jenazah
o Rasulullah ﷺ bersabda:
"Segeralah kalian mengurus jenazah. Jika ia orang baik, maka kalian
mempercepatnya menuju kebaikan." (HR. Bukhari dan Muslim)
4.
Mengganti pakaian dengan kain kafan
o Jenazah hendaknya dikafani dengan
kain putih sesuai dengan ajaran Rasulullah ﷺ.
5.
Memberitahukan kepada keluarga, kerabat, dan tetangga Supaya banyak
yang ikut menyolatkan dan mendoakan almarhum/almarhumah.
6.
Mempersiapkan prosesi memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan menguburkan
o Hal ini merupakan fardu kifayah
bagi kaum muslimin.
7.
Melunasi utang jenazah jika ada
o Rasulullah ﷺ sangat menekankan pentingnya melunasi
utang orang yang telah meninggal dunia.
C. Praktik yang Dapat Dilakukan oleh Siswa
·
Menunjukkan simulasi menutup mata jenazah.
·
Menghafal dan melafalkan doa setelah kematian.
·
Berdiskusi mengenai pentingnya menyegerakan pengurusan jenazah.
·
Menyusun daftar kegiatan yang harus dilakukan oleh keluarga ketika
anggota keluarganya meninggal.
D. Nilai-nilai Akhlak yang Dapat Ditanamkan
·
Rasa empati terhadap keluarga yang berduka.
·
Rasa tanggung jawab sosial sebagai sesama muslim.
·
Menanamkan penghormatan terhadap jenazah.
O. Cara Memandikan Jenazah
Kompetensi: Mampu menjelaskan dan mempraktikkan cara memandikan
jenazah dengan benar sesuai tuntunan syariat Islam.
A.
Pengantar Materi
Memandikan
jenazah adalah bagian dari fardu kifayah yang wajib dilakukan oleh umat Islam
terhadap saudara Muslim yang wafat. Ini adalah bentuk penghormatan terakhir
sebelum jenazah dikafani, dishalatkan, dan dimakamkan.
B.
Tujuan Memandikan Jenazah
1.
Membersihkan tubuh jenazah dari hadas dan najis.
2.
Menyucikan jenazah sebelum dikafani dan dishalatkan.
3.
Menjalankan kewajiban syar’i sebagai bentuk penghormatan terakhir.
C.
Tata Cara Memandikan Jenazah
1.
Menyiapkan peralatan:
§
Air bersih (lebih baik air hangat).
§
Sabun dan daun bidara (jika ada).
§
Sarung tangan dan kain penutup aurat.
§
Ember, gayung, dan alat pembersih lainnya.
2.
Memastikan jenazah sudah ditutup auratnya:
§
Untuk laki-laki: dari pusar sampai lutut.
§
Untuk perempuan: seluruh tubuh ditutup, kecuali bagian yang akan
dibersihkan.
3.
Membaringkan jenazah di tempat tinggi:
§ Ditempatkan di atas papan atau
meja pemandian dengan kepala lebih tinggi dari kaki.
4.
Membersihkan kotoran jenazah:
§
Bagian dubur dan kemaluan dibersihkan dengan sarung tangan/kain.
5.
Berwudhu untuk jenazah:
§
Seperti wudhu ketika hidup, tanpa berkumur dan menghirup air ke hidung.
6.
Menyiram seluruh tubuh dengan air:
§
Dimulai dari sisi kanan, lalu sisi kiri.
§
Disunnahkan menggunakan air yang dicampur daun bidara atau sabun.
7.
Menyela-nyela rambut dan jenggot (jika ada).
8.
Mengulang siraman jika diperlukan:
§
Minimal sekali, maksimal tiga kali atau lebih jika belum bersih
.
9.
Mengeringkan tubuh jenazah dengan kain bersih.
D.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
§ Orang yang memandikan jenazah
sebaiknya orang yang shalih dan amanah.
§ Hendaknya orang yang memandikan
menjaga adab dan tidak membuka aib jenazah.
§ Jenazah perempuan dimandikan oleh
perempuan; jenazah laki-laki oleh laki-laki. Kecuali suami-istri masih
diperbolehkan saling memandikan.
E.
Dalil dan Landasan Syariat
Hadits
Nabi tentang kewajiban memandikan jenazah:
اِغْسِلْنَهَا
بِمَاءٍ وَسِدْرٍ، وَجَعَلْنَا فِي الثَّالِثَةِ كَافُورًا، أَوْ شَيْئًا مِنْ
كَافُورٍ، فَإِذَا فَرَغْتُنَّ فَأَعْلِمْنِي.
(HR. Bukhari no. 1253 dan Muslim no. 939)
Artinya:
"Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara, dan pada yang ketiga
(mandian) tambahkanlah kapur barus atau sedikit dari kapur barus. Jika kalian
telah selesai, beritahukanlah kepadaku."
F.
Praktik Simulasi di Kelas
§
Siswa dibimbing untuk mengenal alat-alat pemandian jenazah.
§
Simulasi cara memandikan menggunakan boneka atau peraga.
§
Diskusi kelompok tentang adab dalam memandikan jenazah.
P. Cara Mengkafani Jenazah
Kompetensi Dasar:
Mampu mempraktikkan cara mengkafani jenazah dengan benar sesuai syariat.
A. Pengertian Mengkafani Jenazah
Mengkafani
jenazah adalah membungkus jenazah dengan kain kafan yang bersih setelah
dimandikan, sebagai bentuk penghormatan terakhir sebelum dishalatkan dan
dikuburkan. Kafan berfungsi untuk menutup aurat jenazah serta menjaga
kehormatannya.
B. Hukum Mengkafani Jenazah
Hukum
mengkafani jenazah adalah fardhu kifayah, yaitu kewajiban kolektif umat
Muslim. Jika sebagian telah melaksanakannya, maka gugurlah kewajiban bagi yang
lain.
C. Jumlah Lapis Kain Kafan
1.
Laki-laki: dianjurkan tiga
lapis kain putih tanpa baju dan celana.
2.
Perempuan: lima lapis, yaitu:
o Kain dasar (sarung)
o Baju kurung
o Kerudung (khimar)
o Kain pembungkus dada (tutup
payudara)
o Tiga lapis kain kafan luar
Semua
harus menutup seluruh tubuh jenazah dengan rapi dan sopan.
D. Tata Cara Mengkafani Jenazah (Penjabaran Lengkap)
Berikut
langkah-langkah mengkafani jenazah sesuai dengan tuntunan syariat Islam:
1.
Menyiapkan Peralatan
Sebelum
mengkafani, siapkan perlengkapan berikut:
·
Kain kafan (3 lapis untuk laki-laki, 5 lapis untuk perempuan)
·
Kapur barus atau wangi-wangian (misalnya minyak kasturi)
·
Kapas (untuk menutup bagian tertentu)
·
Tali pengikat kain kafan (biasanya 5 tali)
·
Sarung tangan dan masker (bagi petugas)
2.
Membentangkan Kain Kafan
Letakkan
kain kafan di atas tempat yang bersih dan rata. Urutannya:
·
Untuk laki-laki: tiga lapisan kain kafan putih dibentangkan bertumpuk.
·
Untuk perempuan: lima lapisan sesuai urutan (sarung, baju kurung,
kerudung, penutup dada, lapisan luar).
3.
Meletakkan Jenazah di Atas Kain Kafan
Setelah
jenazah dimandikan dan dikeringkan, baringkan jenazah di atas kain kafan dengan
posisi:
·
Kepala sejajar dengan bagian atas kain.
·
Tubuh jenazah dalam posisi lurus dan tangan di samping badan.
4.
Memberi Wewangian
·
Taburkan kapur barus dan wangi-wangian sunnah (seperti minyak kasturi)
pada bagian-bagian sujud jenazah: dahi, tangan, lutut, dan kaki.
·
Tujuannya untuk menghormati dan menyucikan jenazah.
5.
Menutup Aurat dengan Kapas dan Kain Tambahan
·
Gunakan kapas bersih untuk menutup lubang-lubang tubuh (hidung,
telinga, mulut, dan bagian pribadi) agar tidak keluar cairan.
·
Bila perlu, gunakan pembalut dari kain atau kapas yang diikatkan.
6.
Membungkus Jenazah
·
Lipat kain kafan satu per satu secara berurutan:
o Lapis pertama dari kiri ke kanan
menutupi seluruh tubuh.
o Lapis kedua dari kanan ke kiri.
o Lapis ketiga (dan seterusnya)
dilipat rapi dan menutup seluruh bagian tubuh.
Untuk
jenazah perempuan, setelah memakai sarung, baju kurung, kerudung, dan penutup
dada, barulah dibungkus dengan lapisan luar kain kafan.
7.
Mengikat Kain Kafan
Ikat
kain kafan dengan lima tali pengikat pada bagian:
1.
Kepala
2.
Leher
3.
Perut
4.
Lutut
5.
Kaki
Catatan Penting:
·
Ikatan tidak boleh terlalu kuat atau permanen, cukup sekadar agar kain
tidak terbuka saat jenazah diangkat dan dikubur.
·
Tali ini akan dibuka kembali saat jenazah dimasukkan ke liang lahat.
E. Dalil dan Landasan Syariat
Dari
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:
خَرَجَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا وَهُوَ يَقُودُنَا فِي
الْجَنَائِزِ فَأَمَرَنَا أَنْ نُكَفِّنَ الْمَيِّتَ فِي ثَلَاثَةِ أَثْوَابٍ
بِيضٍ
(HR. Bukhari no. 1273 dan Muslim no. 941)
Artinya:
"Rasulullah ﷺ keluar pada suatu hari dan memimpin kami
dalam pengurusan jenazah. Beliau memerintahkan agar kami mengkafani jenazah
dengan tiga kain putih."
F. Nilai Akhlak yang Ditanamkan
·
Menghormati jenazah sesama Muslim.
·
Menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial dan empati.
·
Melatih keikhlasan dalam pelayanan terhadap sesama.
Q. Cara Menshalatkan Jenazah
Kompetensi: Mampu mempraktikkan dengan benar
A. Pengertian Salat
Jenazah
Salat
jenazah adalah salat yang dilakukan untuk mendoakan orang Muslim yang telah
meninggal dunia. Hukumnya adalah fardhu kifayah, yakni kewajiban
kolektif. Jika sudah dilakukan oleh sebagian umat Islam, maka gugur kewajiban
dari yang lain.
B. Syarat-Syarat Salat
Jenazah
1.
Jenazah telah dimandikan dan dikafani.
2.
Jenazah diletakkan di depan orang yang salat.
3.
Suci dari hadas dan najis.
4.
Menghadap kiblat.
5.
Jenazah adalah seorang Muslim.
C. Tata Cara Salat
Jenazah
Salat jenazah terdiri dari
empat takbir tanpa ruku’, sujud, dan tasyahud. Berikut urutan tata
caranya:
1️. Takbir Pertama
·
Niat salat jenazah.
·
Membaca Surah Al-Fatihah.
Niat Salat Jenazah (untuk
jenazah laki-laki sebagai makmum):
أُصَلِّي
عَلَى هَذَا الْمَيِّتِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا
ِللهِ تَعَالَى
Aku niat salat atas jenazah ini empat kali
takbir sebagai fardhu kifayah menjadi makmum karena Allah Ta'ala.
(Jika imam: diganti مَأْمُومًا →
إِمَامًا. Jika jenazah perempuan: هَذَا
الْمَيِّت → هَذِهِ الْمَيِّتَة)
Kemudian membaca:
بِسْمِ
اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
الْحَمْدُ
لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ... (hingga akhir Surah
Al-Fatihah)
2️. Takbir Kedua
·
Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَىٰ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَىٰ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ
آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
3️. Takbir Ketiga
·
Membaca doa untuk jenazah:
اَللّٰهُمَّ
اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ، وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ،
وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ
مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ،
وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ،
وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ
عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ
(Jika jenazah perempuan, lafal "لَهُ"
diganti "لَهَا", dan
seterusnya.)
4️. Takbir
Keempat
·
Membaca doa singkat lainnya, seperti:
اَللّٰهُمَّ
لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ، وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ
Artinya: Ya Allah, jangan Engkau haramkan kami
dari pahalanya, dan jangan Engkau uji kami setelahnya, serta ampunilah kami dan
dia.
·
Salam:
السَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ (cukup
satu kali ke kanan)
D. Posisi Imam dan
Jenazah
·
Jika jenazah laki-laki, imam berdiri sejajar dengan kepala
jenazah.
·
Jika jenazah perempuan, imam berdiri sejajar dengan pinggang/perut
jenazah.
E. Hadis Pendukung
Dari Abu Hurairah RA,
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ شَهِدَ
الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّيَ فَلَهُ قِيرَاطٌ، وَمَنْ شَهِدَهَا حَتَّى تُدْفَنَ
كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ
Artinya: Barangsiapa mengikuti jenazah lalu
menyolatkannya, maka ia mendapat satu qirath pahala. Jika ia menyertainya
hingga selesai dikubur, maka mendapat dua qirath.
(HR. Bukhari dan Muslim)
F. Praktik Langsung
Guru
dapat menyusun simulasi praktik salat jenazah dalam kelompok. Siswa bergantian
menjadi imam, makmum, dan pengatur posisi jenazah untuk memperkuat keterampilan
praktis mereka.
R. Cara Mengubur Jenazah
Kompetensi: Mampu mempraktikkan dengan benar
A. Pengertian Mengubur
Jenazah
Mengubur
jenazah adalah proses terakhir dari perlakuan terhadap orang yang telah wafat
dalam syariat Islam, yaitu meletakkan jenazah ke dalam liang lahat dengan tata
cara sesuai tuntunan syariat.
Mengubur jenazah hukumnya
adalah fardhu kifayah, yakni kewajiban kolektif umat Muslim.
B. Tujuan Mengubur
Jenazah
1.
Menjaga kehormatan jenazah.
2.
Menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan.
3.
Menunjukkan kepatuhan terhadap syariat Islam.
C. Tata Cara Mengubur
Jenazah
1.
Menyiapkan liang lahat atau syiq
o Liang lahat: lubang yang dibuat ke samping dasar kuburan (lebih
utama).
o Syiq: lubang yang dibuat di tengah dasar kuburan (jika
tanah tidak memungkinkan dibuatkan lahat).
2.
Meletakkan jenazah dalam kubur
o Jenazah dimasukkan dengan posisi miring
ke kanan dan menghadap kiblat.
o Dianjurkan orang yang menurunkan
jenazah ke liang lahat membaca:
بِسْمِ اللهِ
وَعَلَى سُنَّةِ رَسُولِ اللهِ
Artinya: Dengan nama Allah dan atas sunnah Rasulullah.
3.
Membuka ikatan kafan pada bagian kepala (jika memungkinkan).
4.
Menimbun tanah perlahan sampai tertutup seluruh tubuh jenazah.
5.
Meninggikan kuburan sedikit dari permukaan tanah (tidak boleh
berlebihan).
6.
Meletakkan batu atau tanda sederhana untuk penanda makam.
D. Sunah Setelah
Mengubur Jenazah
1.
Mendoakan jenazah di kuburan, seperti:
اللّٰهُمَّ
ثَبِّتْهُ عِنْدَ السُّؤَالِ
Artinya: Ya Allah, teguhkanlah dia dalam menjawab pertanyaan
malaikat.
2.
Mendoakan agar jenazah mendapatkan ampunan dan keteguhan iman.
3.
Mengajarkan talqin (menasihati orang hidup) tentang kematian sebagai
pelajaran.
E. Hadis Pendukung
Dari Ibnu Umar RA, Nabi ﷺ bersabda:
«إِذَا
مَاتَ أَحَدُكُمْ فَلَا تَحْبِسُوهُ وَأَسْرِعُوا بِهِ إِلَى قَبْرِهِ»
Jika salah
seorang dari kalian meninggal dunia, maka jangan menahannya, segerakanlah
membawanya ke kuburan. (HR. Thabrani)
F. Praktik Langsung
Guru membimbing siswa
secara langsung:
·
Simulasi menggali liang lahat (simbolis).
·
Mempraktikkan posisi jenazah menghadap kiblat.
·
Menutup kubur sesuai prosedur.
·
Mengucapkan doa dan membaca talqin.
R. Doa Iftitah
Kompetensi: Mampu menghafal dengan benar
A. Pengertian Doa
Iftitah
Doa
iftitah adalah doa pembuka yang dibaca setelah takbiratul ihram dalam salat,
sebelum membaca Surah Al-Fatihah. Doa ini termasuk sunnah muakkadah (sunnah
yang dianjurkan), dan menambah kekhusyukan dalam salat.
B. Lafal Doa Iftitah
(Versi Populer dan Umum Diajarkan)
اللّٰهُ
أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللّٰهِ بُكْرَةً
وَأَصِيْلًا، إِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ، إِنَّ
صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، لَا
شَرِيْكَ لَهُ وَبِذٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
C. Arti Doa Iftitah
"Allah Mahabesar
dengan sebesar-besarnya. Segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya. Mahasuci
Allah di waktu pagi dan sore. Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada Dzat
yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan lurus dan berserah diri, dan aku
bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya salatku, ibadahku,
hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu
bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan, dan aku termasuk orang-orang
Muslim."
D. Tujuan Pembelajaran
1.
Siswa mampu membaca doa iftitah dengan tartil dan lancar.
2.
Siswa mampu menghafal dengan benar.
3.
Siswa memahami makna isi dari doa iftitah.
4.
Siswa terbiasa membaca doa iftitah dalam salat.
E. Kegiatan
Pembelajaran
·
Mendengarkan dan menirukan bacaan guru.
·
Menghafalkan secara bertahap.
·
Latihan membaca dalam salat.
·
Diskusi makna dan nilai spiritual dalam doa.
S. Doa Ruku’
Kompetensi:
Mampu menghafal dengan benar
A. Lafal
Doa Ruku’
سُبْحَانَ
رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
33. Doa I’tidal
Kompetensi:
Mampu menghafal dengan benar
A. Lafal
Doa I’tidal
سَمِعَ
اللّٰهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ
وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
T. Doa Qunut
Kompetensi:
Mampu menghafal dengan benar
A. Lafal
Doa Qunut
اللّٰهُمَّ
اهْدِنِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِيْ
فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ،
وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ
بِرَحْمَتِكَ شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِيْ وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ،
وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا
يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ،
فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ،
وَاسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ، وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ نَبِيِّ عُمِيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَسَلَّمَ
U. Dzikir dan Doa Ba’da Shalat Fardlu
Kompetensi: Mampu menghafal dengan benar
A. Dzikir Setelah
Shalat Fardlu (Ringkas)
Dzikir ini disunnahkan
dibaca setelah setiap selesai menunaikan shalat fardlu:
1.
Istighfar 3x
أَسْتَغْفِرُ
اللَّهَ الَّذِي لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
"Saya
memohon ampunan kepada Allah, yang tiada Tuhan selain Dia, yang Maha Hidup dan
Maha Mengurus, dan saya bertaubat kepada-Nya."
لَا إِلٰهَ
إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ
يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ،
"Tiada Tuhan
selain Allah, yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala
kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia yang memberi hidup dan mematikan, dan
Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
2.
Doa mohon ampun dan keselamatan
اللَّهُمَّ
أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ، وَإِلَيْكَ يَعُودُ السَّلَامُ،
فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ،
تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ
"Ya Allah, Engkaulah
Yang Maha Sejahtera, dari-Mu-lah segala kesejahteraan, dan kepada-Mu-lah segala
kesejahteraan kembali. Maka hidupkanlah kami, wahai Tuhan kami, dalam
kesejahteraan, dan masukkanlah kami ke dalam surga, tempat yang penuh kesejahteraan.
Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami, dan Maha Tinggi Engkau, wahai Dzat yang
memiliki keagungan dan kemuliaan."
3.
Membaca Surat Al Fatikhah
4.
Tasbih, Tahmid, Takbir
إِلٰهِي
يَا رَبِّي أَنْتَ مَوْلَانَا، سُبْحَانَ اللّٰهِ
·
Subhānallāh (33x) → Mahasuci
Allah
سُبْحَانَ اللّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ،
دَائِمًا قَائِمًا أَبَدًا، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ
·
Alhamdulillāh (33x) → Segala
puji bagi Allah
اَلْـحَمْدُ
لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَنِعْمَةٍ، اَللّٰهُ أَكْبَرُ
·
Allāhu Akbar (33x) → Allah
Mahabesar
اَللّٰهُ
أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْـحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللّٰهِ بُكْرَةً
وَأَصِيلًا
4.
Penyempurna 100 dzikir
لَا
إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، لَا حَوْلَ
وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّٰهِ العَلِيُّ العَظِيْمِ
"Tiada Tuhan
selain Allah, yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala
kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia yang memberi hidup dan mematikan, dan
Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
B. Doa Ba’da Shalat
Fardlu
الْحَمْدُ
لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ حَمْدًا شَاكِرِينَ حَمْدًا نَعِمِينَ حَمْدًا
يُوَافِي نَعْمَتَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيدًا يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا
يَنْبَغِي لِجَلَالِكَ وَالْإكْرَامِ
للهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْآفَاتِ، وَتَقْضِيْ
لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ، وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ
السَّيِّئَاتِ، وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ،
وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِيْ
الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ دَعْوَةٍ آمِينَ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ
يَا مُجِيبَ السَّائِلِينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ
رَبَّنَا
تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا
إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
اَللّٰهُمَّ
اجْعَلْنَا مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ،
وَاجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ.
اَللّٰهُمَّ
اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ، وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا،
وَجْزِهِمَا عَنِّيْ خَيْرَ الْجَزَاءِ.
وَاغْفِرْ
لِمَشَايِخِنَا، وَمُعَلِّمِيْنَا، وَمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا، وَمَنْ وَصَّانَا
بِالدُّعَاءِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.
اَللّٰهُمَّ
اخْتِمْ لَنَا بِالْإِيْمَانِ، وَاخْتِمْ لَنَا بِالسَّعَادَةِ، وَاخْتِمْ لَنَا
بِالْخَيْرِ، وَاجْعَلْ عَاقِبَةَ أَمْرِنَا خَيْرًا، وَاجْعَلْ خَيْرَ
أَيَّامِنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ، وَاجْعَلْ خَيْرَ أَعْمَالِنَا خَوَاتِيْمَهَا،
وَخَيْرَ أَعْمَالِنَا آخِرَهَا.
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيْزُ يَا غَفَّارُ
يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى
اللّٰهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ،
وَالْـحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ.
W. Lafal Talbiyah
Kompetensi: Mampu melafalkan dengan benar
لَبَّيْكَ
اللّٰهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ
وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيْكَ لَكَ
“Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi
panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya
segala pujian, nikmat, dan kerajaan adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu.”
X. Doa Jenazah (Takbir ke-3)
Kompetensi: Mampu menghafal dengan benar
اَللّٰهُمَّ
اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ،
وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ
مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ
“Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia,
sejahterakan dia, maafkanlah dia, muliakan tempat tinggalnya, lapangkan
kuburnya, bersihkan dia dengan air, salju, dan embun. Bersihkan dia dari dosa
sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran.”
Y. Doa Jenazah (Takbir ke-4)
Kompetensi: Mampu menghafal dengan benar
اَللّٰهُمَّ
لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ، وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ
“Ya Allah, jangan Engkau haramkan kami dari
pahalanya, dan jangan Engkau timpakan fitnah kepada kami sesudahnya, dan
ampunilah kami dan dia.”
Z. Doa Ziarah/Melewati Makam
Kompetensi: Mampu menghafal dengan benar
السَّلَامُ
عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ، مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَإِنَّا
إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ، نَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ
“Semoga keselamatan tercurah atas kalian wahai
para penghuni kubur dari kalangan mukminin dan muslimin. Sesungguhnya kami
insyaAllah akan menyusul kalian. Kami memohon kepada Allah keselamatan bagi
kami dan bagi kalian.”
AA. Doa Setelah Adzan
Kompetensi: Mampu menghafal dengan benar
اللَّهُمَّ
رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا
الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ
“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna
ini dan shalat yang akan ditegakkan, berilah Nabi Muhammad kedudukan wasilah
dan keutamaan, serta bangkitkanlah beliau pada tempat yang terpuji sebagaimana
yang telah Engkau janjikan.”
AB. Doa Terhadap Orang Sakit
Kompetensi: Mampu menghafal dengan benar
أَسْأَلُ
اللهَ الْعَظِيمَ، رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، أَنْ يَشْفِيَكَ
(diulang 7 kali)
“Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung,
Tuhan ‘Arsy yang agung, agar Dia menyembuhkanmu.”
AC. Dzikir & Doa – Asmaul Husna 1–25 beserta
artinya
Kompetensi: Mampu menghafal dengan benar
No |
Lafal Arab |
Latin |
Arti |
1 |
ٱلرَّحْمَـانُ |
Ar-Rahmān |
Yang Maha Pengasih |
2 |
ٱلرَّحِيمُ |
Ar-Rahīm |
Yang Maha Penyayang |
3 |
ٱلْمَلِكُ |
Al-Malik |
Yang Maha Mirabai |
4 |
ٱلْقُدُّوسُ |
Al-Quddūs |
Yang Maha Suci |
5 |
ٱلسَّلَامُ |
As-Salām |
Yang Maha Memberi
Kesejahteraan |
6 |
ٱلْمُؤْمِنُ |
Al-Mu’min |
Yang Maha Memberi
Keamanan |
7 |
ٱلْمُهَيْمِنُ |
Al-Muhaimin |
Yang Maha Memelihara |
8 |
ٱلْعَزِيزُ |
Al-‘Azīz |
Yang Maha Perkasa |
9 |
ٱلْجَبَّارُ |
Al-Jabbār |
Yang Maha Kuasa |
10 |
ٱلْمُتَكَبِّرُ |
Al-Mutakabbir |
Yang Maha Megah |
11 |
ٱلْخَالِقُ |
Al-Khāliq |
Yang Maha Pencipta |
12 |
ٱلْبَارِئُ |
Al-Bāri’ |
Yang Maha Membuat |
13 |
ٱلْمُصَوِّرُ |
Al-Muṣawwir |
Yang Maha Membentuk Rupa |
14 |
ٱلْغَفَّارُ |
Al-Ghaffār |
Yang Maha Pengampun |
15 |
ٱلْقَهَّارُ |
Al-Qahhār |
Yang Maha Menundukkan |
16 |
ٱلْوَهَّابُ |
Al-Wahhāb |
Yang Maha Pemberi
Karunia |
17 |
ٱلرَّزَّاقُ |
Ar-Razzāq |
Yang Maha Pemberi Rezeki |
18 |
ٱلْفَتَّاحُ |
Al-Fattāḥ |
Yang Maha Pembuka Rahmat |
19 |
ٱلْعَلِيمُ |
Al-‘Alīm |
Yang Maha Mengetahui |
20 |
ٱلْقَابِضُ |
Al-Qābiḍ |
Yang Maha Menyempitkan
Rezeki |
21 |
ٱلْبَاسِطُ |
Al-Bāsiṭ |
Yang Maha Melapangkan
Rezeki |
22 |
ٱلْخَافِضُ |
Al-Khāfiḍ |
Yang Maha Merendahkan |
23 |
ٱلرَّافِعُ |
Ar-Rāfi’ |
Yang Maha Meninggikan |
24 |
ٱلْمُعِزُّ |
Al-Mu‘izz |
Yang Maha Memuliakan |
25 |
ٱلْمُذِلُّ |
Al-Mudhill |
Yang Maha Menghinakan |
harap berkomentar dengan bahasa yang baik dan sopan
0 Komentar